Page 49 - MAJALAH 201
P. 49

HUT DPR RI KE-76 TAHUN





            Perkara Pelanggaran Kode Etik DPR,   menciptakan atmosfir 'mahkamah'   ditujukan untuk para Tenaga Ahli dan
            Proses Perkara Pengaduan dan Perkara   (peradilan), menghadirkan 'hikmah'   Staf Administrasi. Pengaturan untuk
            Tanpa Pengaduan, dan Peninjauan   (kebijaksanaan) dalam segala tingkah   sistem pendukung ini merupakan
            Kembali.                          laku dan tindak tanduk seluruh   realisasi ketentuan Pasal 122 UU MD3
              Kinerja MKD ke depan sejatinya   komponen individu yang berada dalam   No 2 Tahun 2018 (Perubahan Kedua UU
            berada dalam lingkup kelembagaan itu   lingkup kerja DPR RI,” ujar Aboe Bakar.  No.17 Tahun 2014). layu/es
            sendiri, dengan berusaha mematangkan   Untuk itu, MKD saat ini tengah
            upaya sistemik yang mampu merespons   menyusun Draft Rancangan Kode
            potensi-potensi pelanggaran kode   Etik Sistem Pendukung. Peraturan ini
            etik, dan kelemahan-kelemahan
            kelembagaan yang membuat kinerja
            DPR RI tidak berlangsung sebagaimana
            yang diharapkan.                   Ketua MKD DPR RI
                                               Habib Aboebakar Alhabsy.
              Politisi Fraksi PKS ini juga     Foto: Jaka/nvl
            mengungkapkan, bahwa MKD perlu
            mendefinsikan ulang tentang berbagai
            hal yang menjadi sumber sinisme di
            mata publik, semisal rapat-rapat di DPR
            yang seringkali menjadi sorotan publik.
            Tidak lupa juga, sarana dan prasarana
            serta dukungan sistem dukung yang
            memadai, baik dari segi sumber daya
            manusia serta fasilitas anggaran yang
            mencukupi untuk mengakselerasi
            kebutuhan kelembagaan MKD
            maupun DPR dipandang penting untuk
            dilakukan.
              Peran MKD yang begitu luas
            juga perlu terus diperkuat dengan
            memperluas jaringan kinerja dan
            jangkauan pengawasannya, tidak hanya
            sebatas kepada Anggota DPR RI saja.
            Melainkan juga pada seluruh sistem
            pendukung dan sarana dan prasana
            yang ada di lingkungan DPR, seperti
            Tenaga Ahli, Tenaga Ahli Anggota,
            Staf Administrasi Anggota, Aparatur
            Sipil Negara (kesetjenan), Pegawai
            Pemerintahan Non-ASN, Pengamanan
            Dalam (Pamdal) hingga para pekerja
            dan pencari nafkah, serta  seluruh
            komponen yang mengisi ruang pandang
            lingkungan DPR RI.
              Keseluruhan jangkauan ini berada
            dalam pusaran jalinan pencegahan
            dan penindakan yang dijalankan dalam
            kerangka sistem penegakan kode etik.
            Keduanya tidak bisa berjalan sendiri-
            sendiri, apalagi memandang salah
            satunya lebih baik dibanding yang
            lainnya.
              “Secara umum, keberadaan MKD
            merupakan lokomotif yang mampu



                                                                        TH. 2021      EDISI 201      PARLEMENTARIA        49
   44   45   46   47   48   49   50   51   52   53   54