Page 27 - MAJALAH 194
P. 27

PR OFIL





              Tanjung Saleh, 1966. Sebuah desa yang indah di Kecamatan
              Sungai Kakap, Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat.
              Berada di pesisir, desa ini dikepung sungai dan lautan. Luas       JADI KITA POLOS AJA
              daratannya sekitar 48,28 km². Mayoritas penduduknya
              ketika itu hidup sebagai nelayan. Sungai dan lautan memberi        KERJA, KELUAR MASUK
              berkah tersendiri bagi penduduk desa. Di sisi lain, hamparan       KAMPUNG, YANG
              sawah juga terihat menghijau menghiasi landscape desa.             NAMANYA BLUSUKAN
                                                                                 ITU KITA UDAH ADA
                        ntuk sampai ke desa    Alkadrie dan Sarifah Zahrah. Mengawali   DARI DULU. KE PASAR
                        Tanjung Saleh, harus   pendidikan dasarnya, Bang Doel
                        melalui jalan darat dahulu   bersekolah di SDN Tanjung Saleh, tahun   NONGKRONG DI KEDAI
                        sekitar 40 menit dari   1974. Selain mendapat pendidikan dasar
             U Pontianak ke dermaga            di SD, ia juga belajar agama di sebuah   KOPI. JADI AKHIRNYA
              desa. Lalu melanjutkan perjalanan   madrasah di desanya.           ANAK-ANAK SEKOLAH
              dengan kapal motor sekitar 40 menit.   Kedua orangtua Bang Doel juga tak
              Bila menggunakan speedboat bisa lebih   lupa mengajarinya membaca Al Quran   PUN KENAL
              cepat sekitar 20 menit. Syahdan, di desa   sejak dini. Setiap pagi, ia pergi ke
              ini hidup seorang petani sederhana dan   sekolah dengan berjalan kaki bersama
              religius. Bersama istri tercinta, ia sedang   sahabat-sahabatnya. Untuk sampai ke
              menanti kelahiran anak kelimanya.   sekolah, ada sungai yang selalu harus
                Hari itu, seorang ibu tampak   diseberangi dengan sampan (perahu).   Sebagai aktivis kampus, Bang
              kelelahan dan tegang menjalani   Setamat SD tahun 1980, ia melanjutkan   Doel aktif di beberapa organisasi
              persalinan. Dibantu dukun persalinan   ke SMPN 16 Pontianak. Pelajaran   kepemudaan. Selain di senat
              desa, bayi berjenis kelamin laki-laki   sejarah adalah favoritnya. Baginya,   mahasiswa, dia juga aktif di organisasi
              pun lahir. Kalender yang tergantung   membaca kegigihan perjuangan bangsa   pramuka, GP Anshor, KNPI, hingga PBSI.
              di dinding menunjukkan, Jumat, 14   dalam sejarah sangat menginspirasi.   Aktivitas berorganisasi membuatnya
              Juni 1966. Tahmid tiada henti terucap   Apalagi, selalu ada sosok dan kisah   dikenal luas. Tahun 1992, Bang Doel
              dari bibir sang ibu menyambut    insipiratif yang bisa diteladani.   tamat kuliah. Sebagai sarjana hukum,
              kehadiran anak kelimanya. Bayi mungil   Bicara soal cita-cita sewaktu kecil,   ia sempat bekerja di kantor pengacara
              menggemaskan itu diberi nama Syarief   ia mendambakan menjadi pegawai   milik temannya. Lalu, pada 1993 menjadi
              Abdullah Alkadrie yang kemudian akrab   negeri sipil. Ia melihat profesi PNS   asisten dosen di kampus almamaternya
              disapa Bang Doel.                sangat mapan dengan penampilan    untuk mata kuliah Ilmu Negara dan
                Lahir di tengah keluarga sederhana   yang selalu rapi. PNS jadi daya tariknya   Hukum Administrasi Negara.
              dan religius, Bang Doel kecil tumbuh   ketika kecil. Setamat SMP tahun 1983,   Di desanya, Anggota Dewan
              sehat. Ayahnya, Syarief Ahmad Alkadrie   dia meneruskan sekolahnya di SMAN 8   Penasihat GP Anshor ini, sudah aktif
              adalah tokoh masyarakat dan pernah   Pontianak. Bang Doel selalu terkenang   berpolitik. Ketika itu, masih bergabung
              menjadi kepala desa. Bang Doel mudah   berkongkow bersama teman-teman   dengan Partai Golkar. Aktivitas politik
              bergaul dengan siapa saja. Bersama   sekolah dulu. Berkumpul bersama   bagi Bang Doel sudah tak asing. Sejak
              sahabat-sahabat kecil, ia suka sekali   jadi kenangan yang menarik sewaktu   belia ia sudah sering menyaksikan
              bermain. Permainan favoritnya adalah   sekolah di Pontianak.       ayahnya beraktivitas politik. Kebetulan
              kelereng. Untuk urusan bermain                                     sang ayah aktif pula di Majelis Wakil
              kelereng, Bang Doel kecil jagonya.   PANGGUNG POLITIK              Cabang (MWC) Nahdlatul Ulama. Sang
              Ia sering sekali menang bila bermain   Setamat SMA tahun 1986, pemuda   ayah kerap mengundang para aktivis
              kelereng.                        Bang Doel melanjutkan studi ke    organisasi masyarakat maupun politik
                Selain kelereng, ia juga suka sekali   Universitas Tanjungpura, Pontianak. Di   ke rumahnya, mendiskusikan isu-isu
              bermain layang-layang. Senang rasanya   kampus ini ia mengambil jurusan hukum.   kontemporer kala itu.
              mengingat masa kecil di desa. Setelah   Ia begitu tertarik duduk di fakultas   Pengalaman berorgnisasi
              kelahiran Bang Doel, masih ada satu   hukum, lantaran ketika di SMA bercita-  membawanya pada aktivitas politik.
              adiknya yang lahir kemudian. Jadi Bang   cita pula ingin menjadi jaksa. Di kampus   Peraih Magister Ilmu Hukum itu, kali
              Doel adalah anak kelima dari enam   dia aktif berorganisasi dan mengasah   pertama berpolitik praktis bersama
              bersaudara pasangan Syarief Ahmad   kapasitas intelektualnya.      Partai Golkar di Pontianak. Ia sempat




                                                                          TH. 2021      EDISI 194      PARLEMENTARIA        27
   22   23   24   25   26   27   28   29   30   31   32