Page 16 - BULETIN 1198
P. 16

BULETIN            Parlementaria


            Ade Rezki Minta
    KOMISI IX • DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA  BBPOM Pekanbaru





            Gencar Awasi


            Produk Pangan







                                                     Anggota Komisi IX DPR RI
                      nggota Komisi IX DPR           Ade Rezki Pratama.
                                                     Foto: Jaka/nvl
                      Ade Rezki Pratama
                      meminta, agar Balai Besar
            A Pengawas Obat dan
            Makanan (BBPOM) Pekanbaru semakin
            gencar mengawasi keamanan pangan
            takjil, sehingga dapat memberikan rasa
            aman dan nyaman bagi umat muslim
            dalam menjalankan ibadah puasa di
            bulan Ramadan.
               “Oleh karena itu dalam rangka
            menjalankan bulan Ramadan dan
            menjelang Hari Raya Idulfitri, kita
            berharap seluruh stakeholder tidak
            hanya BPOM, tapi juga Pemprov   menerus tetap gencar terhadap    yang sesuai dengan aturan main,” harap
            Riau serta pihak aparat Kepolisian   kampanye-kampanye peduli dalam   legislator dapil Sumatera Barat II ini.
            untuk semakin gencar memagari dan   melihat dan membaca sebelum    Pada kesempatan yang sama,
            memberikan proteksi yang lebih kepada   mengonsumsi barang-barang produk   Kepala BBPOM Pekanbaru Yosef Dwi
            masyarakat terhadap bahan-bahan   makanan,” pungkas Ade.         Irwan mengatakan, temuan pangan
            mencurigakan yang tidak sesuai izin   Selain itu, Ade menjelaskan, Riau   yang memiliki zat berbahaya di
            edar dan peruntukkannya,”ujar Ade   adalah wilayah yang strategis berada   Provinsi Riau tahun ini menurun jika
            saat mengikuti kunjungan kerja reses   di segitiga emas antara Singapura   dibandingkan pada tahun 2021, itupun
            Komisi IX DPR RI mengunjungi BBPOM   dan Malaysia. Namun, pihaknya   yang ditemukan bahan berbahaya
            Pekanbaru di Provinsi Riau, Senin (18/4).   mengingatkan kewaspadaan yang   boraks dan zat pewarna tekstil
               Politisi Partai Gerindra ini   perlu ditingkatkan terus-menerus terkait   rhodamin. “Walaupun temuannya
            menyatakan, program pengawasan   peredaran dan distribusi dari bahan-  menurun, tetapi kami tetap waspada
            yang telah berjalan ini patut diapresiasi,   bahan makanan, pangan, vitamin dan   terus dengan juga membekali para
            namun perlu melihat dalam jangka   obat-obatan yang masuk ke Tanah Air   kader penyuluh di lapangan,” terangya.
            waktu kedepan program yang sifatnya   melalui pelabuhan besar maupun kecil   Selain itu, Yosef mengusulkan agar
            mengajak atau mengkampanyekan   di wilayah Riau.                 untuk daerah-daerah perbatasan ada
            masyarakat supaya lebih cerdas dan   “Oleh karena itu, kita banyak   izin edar khusus yang berlaku hanya
            peduli sebelum mengonsumsi pangan   menemukan produk-produk yang begitu   untuk daerah tersebut dan tidak boleh
            maupun obat-obatan.             masif dari negara tetangga, baik itu dari   keluar dari daerah itu. "Tetap nanti
               “Karena menurut saya, sosialisasi   Malaysia, Singapura dan bahkan produk   akan dikenakan pajak dan dikenakan
            tentang edukasi masyarakat agar   dari Thailand Selatan yang masuk ke   negative risk, apabila sekali ketemu
            cerdas dan peduli terhadap konsumsi   Provinsi Riau. Mudah-mudahan yang   bahan pangan atau obat-obatan
            pangan dan obat-obatan tidak cukup   sudah terdistribusikan produk-produk   mengandung zat berbahaya maka
            hanya satu atau dua kali saja. Tetapi,   yang sudah memiliki izin edar dan   importirnya bisa langsung di-blacklist,"
            harus secara simultan dan terus   melalui mekanisme prosedural impor   tandas Yosef. .   jk/sf


            16   Nomor 1198/II/V/2022  •  Mei 2022
   11   12   13   14   15   16   17   18   19   20   21