Page 25 - C:\Users\user\Documents\Flip PDF Professional\MAJALAH MAHASINA VOL.1 PART 2 (1)\
P. 25
Aku termenung di pojok Ketika hari terakhir sebelum
kamar memikirkan tentang keberangkatannya ke
sedihnya perasaan ini. Amsterdam kami sepakat
Bagaimana tidak, seseorang bertemu untuk membuat
yang sudah aku kenal lama momen kebersamaan yang
dan sudah aku anggap seperti terakhir. Terlebih saat ini
keluarga sendiri kini harus adalah bulan Ramadan, kami
pergi untuk menggapai pun memutuskan untuk
mimpinya. Rendi, biarlah membuat momen
teman yang selalu kebersamaan dengan cara
membantuku saat suka berbagi kepada yang
maupun duka. Namun, membutuhkan. Aku, Rendy,
kebersamaan kita harus sirna dan dua temanku lainnya
karena mimpi yang berbeda. mengadakan acara berbagi
takjil keliling sekitaran rumah.
Pukul 17.30, tepat 30 menit Momen ini terasa sungguh
sebelum berbuka aku berarti. Apalagi aku tahu ini
mendapatkan kabar darinya adalah momen terakhirku
tentang keinginannya untuk bersama Rendy merayakan
melanjutkan sekolah di Ramadan di Indonesia.
Amsterdam, Belanda. Tentu ini Setelahnya kami akan terpisah
menjadi kabar yang sangat jauh dan mungkin
menyedihkan untukku. Tapi kedepannya akan merayakan
apa boleh buat, aku pun tidak Ramadan di negara masing-
bisa berbuat apa-apa. masing secara berjauhan.
Aku ingin sekali menjadi Akhirnya setelah kurang lebih 1
seorang penghafal Al-Qur'an jam kami berkeliling, waktu
sedangkan dirinya ingin adzan magrib pun
menjadi seorang insinyur. berkumandang. Kami
Mendengar hal itu aku hanya memutuskan untuk berbuka
bisa mendukung langkahnya di sebuah warung sederhana.
dan terus memberikannya Kalau sederhana kami benar-
semangat meskipun aku tahu benar menikmati momen saat
hatiku terasa berat. itu.
23