Page 28 - C:\Users\user\Documents\Flip PDF Professional\MAJALAH MAHASINA VOL.1 PART 2 (1)\
P. 28
26
Oleh Nesvika Adriah
Alkisah, hiduplah seorang santriwan bernama Faqih di salah satu pesantren
yaitu Pesantren Darul 'Ilmi. Saat itu Faqih masih menduduki bangku MTs. Ia
adalah anak yang rajin, pintar, dan sangat patuh pada orang tuanya. Faqih
mempunyai cita-cita yang sangat mulia yaitu ingin dapat menghafal Al-
Qur’an dan membanggakan orang tua.
Singkat waktu, Faqih telah menjalani masa MTsnya di pesantren dan waktu
kelulusanpun hampir tiba. Ia menginginkan untuk lanjut pendidikannya di
pesantren lagi tetapi pesantren yang berada di Jawa Timur karena ia ingin
mewujudkan cita-citanya. Faqih meminta izin kepada Ibunya untuk
melanjutkan pendidikannya itu di pesantren daerah Jawa Timur, “Bu,
setelah tamat MTs ini, aku boleh ngga lanjut di pesantren tahfiz daerah Jawa
Timur?”, “Kalau kamu mau, Ibu izinkan.” jawab Ibu dengan suara yang
tenang. Faqih merasa senang sekali setelah mendengar jawaban Ibu yang
mengizinkannya untuk melanjutkan pendidikan di pesantren tahfiz daerah
Jawa Timur. Faqih merasa senang karena dapat mewujudkan cita-citanya
yaitu untuk menghafal Al-Qur’an.