Page 12 - Sinar Tani Edisi 4107
P. 12
12 Edisi 22 - 28 Oktober 2025 | No. 4107 Tahun LVI A GRI W ACA N A
Mewaspadai Serangan Penyakit Blas,
Menjaga Senyum Petani Indonesia
Oleh : Ir. Sri Hartati, M.P.
Penyuluh Pertanian Ahli Utama BRMP Kementerian Pertanian
suransi keberhasilan Namun, tantangan di lapangan jarak hingga puluhan kilometer musnahkan tanaman yang terinfeksi.
sebuah usahatani tidaklah sederhana. Perubahan melalui angin, atau menempel di alat Jangan lupa, jaga kebersihan
adalah terbebasnya iklim yang semakin tidak menentu pertanian dan pakaian. Akibatnya, lingkungan serta peralatan pertanian
tanaman dari memberi dampak besar pada penyebaran penyakit ini sangat agar jamur tidak berpindah ke
serangan Organisme dinamika OPT, termasuk penyakit cepat. Gejala awal biasanya muncul tanaman lain serta komunikasikan
APeng ganggu Tanaman yang kini makin sering muncul di di daun berupa bercak berbentuk ke petugas lapangan.
(OPT), oleh karena itu kemampuan waktu dan tempat yang tak terduga. belah ketupat berwarna merah (leaf Selain itu, penerapan Early Warning
petani agar mampu menjaga Salah satu penyakit yang perlu blast) yang kemudian berwarna abu- System (EWS) sangat penting. Sistem
tanamannya sangat diperlukan mendapat perhatian khusus ini abu/memutih di tengah dengan peringatan dini ini me mungkinkan
sebab, apa arti jerih payah selama adalah penyakit blas, musuh lama tepi merah kecokelatan. Jika tidak petani, petugas lapangan, dan instansi
berbulan-bulan jika akhirnya hasil petani padi terutama di lahan kering segera dikendalikan, serangan dapat terkait saling ber bagi informasi untuk
panen belum sesuai harapan hanya yang berpeluang untuk menyerang. menjalar ke bonggol batang (node mengambil langkah pengendalian
karena serangan hama, penyakit, Dulu, penyakit blas lebih banyak blast) dan leher malai (neck blast), secepat mungkin. Dengan EWS, kita
atau gulma? Di sinilah pentingnya menyerang padi di lahan kering. menyebabkan bulir padi hampa dan tidak hanya bereaksi ketika penyakit
kewaspadaan dan kolaborasi semua Kini, penyakit ini juga sudah hadir di panen gagal total. sudah me nyerang, tetapi juga mampu
pihak, antara petani, petugas lahan basah/sawah sehingga perlu Lalu, apa yang bisa dilakukan meng antisipasi sebelum kerugian
lapangan, hingga pemerintah dalam mendapat perhatian serius. Interaksi petani untuk melindungi tanaman- terjadi.
menjaga ketahanan pertanian kita. antara patogen yang virulen (ganas), nya? Pada akhirnya, pengendalian
Peran petugas lapangan seperti lingkungan yang mendukung, Langkah pencegahan menjadi penyakit blas bukan hanya soal
Penyuluh Pertanian Lapangan dan tanaman yang rentan (mudah kunci. Gunakan benih sehat dari teknis pertanian, tetapi juga soal
(PPL), Pengendali Organisme Peng- terserang penyakit) berpeluang varietas tahan blas. Terapkan teknik kolaborasi dan kepedulian bersama.
ganggu Tanaman (POPT), dan besar untuk menurunkan produksi budidaya padi yang baik dan benar Ketika Petani, Penyuluh, POPT, PBT
Pengawas Benih Tanaman (PBT) padi terutama di lahan kering, bah- (Indo GAP), hindari penggunaan dan Pemerintah (Instansi terkait,
menjadi sangat vital. Mereka bukan kan berpotensi untuk menyebabkan pupuk nitrogen secara berlebihan, TNI, Polri, dll) bekerja dalam satu
sekadar pendamping teknis, tetapi gagal panen. Apalagi, bagi petani dan kendalikan gulma berdaun semangat yang sama, semangat
juga garda depan yang memastikan yang belum berpengalaman, sempit yang bisa menjadi inang menjaga ketahanan pangan dan
petani mendapat informasi dan mengen dalikan penyakit ini bukan penyakit. Petani diharapkan kesejahteraan petani, maka cita-cita
pendampingan tepat waktu. perkara mudah. melakukan pengamatan rutin, menuju swasembada pangan mudah
Harapan mereka sederhana: melihat Penyakit blas disebabkan jamur terutama saat mulai muncul gejala tercapai. Karena sejatinya, setiap butir
petani tersenyum bahagia karena Pyricularia oryzae, yang berkembang pada daun. Bila serangan masih padi yang tumbuh sehat di sawah
tanamannya tumbuh sehat dan biak lewat spora mikroskopis dan ringan, lakukan pengendalian dan adalah hasil dari kerja keras, ilmu, dan
panennya berhasil. ringan. Spora ini bisa menempuh jika hanya sedikit segera cabut dan rasa cinta terhadap bumi Indonesia.
Kaki Lima: Potensi Ekonomi Kolom
berbasis Skala Mikro Oleh: Memed Gunawan
P otensi Kaki Lima oleh pemerintah. sangat tertata, Pemerintah mem-
Ekonomi
bangun Hawker Centres: area bersih,
Masalah utama Kaki Lima di
Kuliner
higienis, dan murah, pedagang harus
Indonesia masih terkait dengan
Indonesia luar biasa
memiliki lisensi dan lulus pelatihan
di dukung
karena
Tata Ruang dan Perizinan lemah,
Kaki Lima memerlukan Pen-
kekayaan
ragam
terjangkau karena dikontrol dan
pangan,
kon sumsi
di trotoar atau bahu jalan tanpa
represif: yaitu utamakan pem-
disubsidi sebagian. Hawker diakui
masya rakat dan pe rkembangan banyak warung kaki lima beroperasi kebersihan makanan. Harga tetap dekatan Kolaboratif, bukan
izin resmi. Demikian juga tidak ada
pariwisata. Di tengah usaha zonasi khusus untuk pedagang kaki UNESCO sebagai Warisan Budaya binaan, insentif dan kemitraan
masyarakat kecil yang belum lima (PKL) di banyak kota sehingga Tak benda Dunia. pemerintah–komu nitas–NGO,
tertata baik ini konsumennya muncul “pengaman” tidak resmi. Indonesia mempunyai banyak Pengembangan kapasi tas dan
cukup fanatik (konon makanan Ketertiban dan kebersihan bahan baku dan produk makanan akses modal berupa pe latihan
enak ada di Kaki Lima bukan kurang terjaga, pengelolaan andalan yang bisa dikembangkan sanitasi, manajemen usaha,
di Hotel Bintang Lima), lalu sampah, air bersih, dan limbah jadi kegiatan ekonomi melalui pemasaran digital, serta akses
bagaimana caranya mengangkat makanan belum terstandar. Hal ini Usaha Kaki Lima, termasuk Pasar kredit mikro/subsidi modal kerja,
kegiatan eko nomi kuliner Kaki membuat citra “kumuh” dan sering Petani dan Produk Kerajinan apalagi dan juga Branding Budaya &
Lima agar jadi andalan? jadi alasan penertiban oleh Satpol dengan per kembangan dunia Pariwisata, mengangkat kuliner
Raja Kaki Lima di Singapura PP. Hubungan dengan pemerintah kuliner dan pariwisata yang masif di jalanan sebagai Aset Lokal untuk
dan Thailand menata pedagang bersifat represif, bukan pembinaan, berbagai wilayah. wisata kuliner.
dengan konsep “street food sering digusur tanpa solusi alternatif. Untuk menaikkan citra, Kaki Lima Perlu juga dicatat bahwa
zoning”, mereka metetapkan Belum banyak kota yang punya memerlukan pengakuan & legalisasi. Usaha Kaki Lima itu paling tahan
lokasi tertentu, menyediakan model “Penataan PKL Terpadu”. PKL menjadi bagian dari ekonomi banting, jarang mengalami
infrastruktur dasar (air, listrik, Akses modal dan pela tihan terbatas, urban formal. Mereka perlu diberi kebangkrutan dan tutup usaha,
kebersihan), pedagang mendapat sebagian besar PKL tidak punya izin sederhana & terjangkau dan kecuali karena tekanan keamanan
izin resmi dan dikenai retribusi akses ke kredit mikro formal, dan juga dilindungi, berbasis zonasi dan yang dilakukan oleh beberapa
kecil. Street food dianggap aset Pelatihan Sanitasi, Mana jemen, dan pemberian fasilitas dengan akses oknum, serta peng gusuran
pariwisata nasional, dan ini diakui Digitalisasi masih minim. air, listrik, pembuangan sampah dan akibat tidak adanya zonasi yang
UNESCO yang terus dipromosikan Di Thailand Singapura kondisi layanan kebersiihan. direncanakan dengan baik.

