Page 15 - Sinar Tani Edisi 4107
P. 15

15
                                                                                  Edisi 22 - 28 Oktober 2025  |  No. 4107 Tahun LVI


          Isi Dapur MBG, Sayur Arif




          Simbol Harapan Anak-anak




          Sayur segar dari kebun hidroponik Arif Hermawan
          kini rutin masuk dapur Makan Bergizi Gratis
          (MBG) di Lumajang. Tiap akhir pekan, ia tak hanya
          panen sayur, tapi juga panen cuan dari hasil jerih
          payahnya.


                     i    halaman    rumah     di Lumajang. Namun, sejak dapur      bukan cuma jualan, tapi juga berbuat   Dengan  dukungan    pasar   dari
                     sederhana    di  Keca-    MBG berdiri, pola tanam dan arah     sesuatu yang bermanfaat,” ujarnya.  program MBG, petani muda bisa
                     matan Klakah, Kabu-       pemasaran berubah total. “Sekarang     Melalui program MBG, pemerintah   terus tumbuh tanpa takut kehilangan
                     paten        Lumajang,    ada permintaan rutin. Setiap minggu   daerah menyiapkan dapur khusus     pembeli.
                     deretan sayuran hijau     pasti ada pengiriman. Jadi panen gak   bernama SPPG, tempat berbagai        Inovasi     SPPG      Lumajang
       Dtumbuh rapi di pipa-                   pernah mubazir,” katanya.            bahan pangan lokal diolah menjadi   membuktikan program pemenuhan
         pipa paralon putih. Itulah kebun        Kepastian   pasar   dari  SPPG     makanan sehat untuk anak sekolah.   gizi dapat menjadi motor penggerak
         hidroponik milik Arif Hermawan,       membuat     Arif  menata    ulang    Di dapur itu, semua bahan diambil   ekonomi desa. Setiap kilogram sayur
         petani milenial yang kini jadi salah   strategi tanamnya. Ia kini membagi   dari petani dan pelaku usaha kecil   yang dikirim Arif ke dapur MBG
         satu pemasok utama dapur MBG.         siklus panen menjadi mingguan        sekitar,  mulai  dari  sayuran,  telur,   bukan hanya bahan makanan, tapi
            Setiap akhir pekan, Arif memanen   agar suplai sayur tetap stabil. Pola   ikan, hingga buah-buahan. Rantai   juga simbol harapan bahwa anak-
         sayur  segar,  selada,  sawi,  dan  bayam   ini membuatnya bisa memenuhi   pasok  lokal  seperti  ini  membuat   anak tumbuh sehat dan petani hidup
         hijau  untuk   dikirim  ke  Satuan    permintaan   dapur   MBG    tanpa    ekonomi desa ikut hidup. Petani     sejahtera. “Kalau anak-anak sehat
         Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG).      mengabaikan pelanggan lamanya.       mendapatkan pasar yang pasti,       dan petani juga hidup layak, artinya
         Dari sana, sayur-sayur hasil panennya   “Kami atur tanamnya bergiliran     pelaku kuliner terbantu, dan anak-  desa maju. Dari dapur gizi, ekonomi
         diolah menjadi menu sehat bagi        supaya tiap minggu bisa panen.       anak mendapatkan gizi yang baik.    ikut berputar,” ujar Arif.
         anak-anak penerima program  MBG       Semua pelanggan tetap dapat jatah,     Berkat peningkatan permintaan,       Bagi Arif, pendekatan seperti
         di sekolah-sekolah sekitar. “Setiap   termasuk dapur MBG,” ujarnya.        Arif  kini  mempekerjakan     dua   ini perlu diperluas ke daerah lain.
         minggu saya kirim sekitar 30 kilogram   Dengan cara  itu,  usaha  hidro-   orang tetangga untuk membantu       Dengan melibatkan petani lokal
         sayuran ke SPPG Klakah. Semua untuk   poniknya menjadi lebih produktif     memanen  dan  mengemas  sayuran.    dalam rantai suplai pangan bergizi,
         memenuhi kebutuhan dapur MBG,”        dan berkelanjutan. Tak ada lagi masa   Setiap akhir pekan, mereka bekerja   manfaatnya bisa dirasakan lebih
         tutur Arif sambil memeriksa kualitas   kosong tanpa panen, dan pemasukan   bersama menyiapkan pesanan yang     luas dan berkelanjutan. Program
         daun bayam yang baru dipetik.         pun mengalir konsisten tiap akhir    akan dikirim ke dapur SPPG Klakah.   MBG  bukan sekadar peluang bisnis,
            Sebelum mengenal SPPG, Arif biasa   pekan.  “Bangga rasanya, hasil panen   Ia menyebut, kolaborasi seperti ini   melainkan bentuk gotong royong
         menjual hasil taninya ke beberapa     saya bisa ikut memberi gizi untuk    bisa menjadi model pemberdayaan     modern antara petani, pemerintah,
         pelaku usaha kuliner dan UMKM         anak-anak sekolah di Lumajang. Jadi   ekonomi  desa  yang  berkelanjutan.   dan masyarakat. Gsh/Yul
   10   11   12   13   14   15   16   17   18   19   20