Page 13 - Sinar Tani Edisi 4107
P. 13
Pangan Edisi 22 - 28 Oktober 2025 | No. 4107 Tahun LVI 13
Peringatan HPS ke-80
Konversi Lahan Pertanian,
Ancaman di Depan Mata
Tanggal 16 Oktober
menjadi salah satu
hari bersejarah bagi
masyarakat dunia,
khususnya di bidang
pangan. Setiap
tanggal tersebut,
dunia memperingati
Hari Pangan
Sedunia (HPS) dan
menjadi momentum
menumbuhkan
kesadaran akan
pentingnya
ketersediaan pangan
bagi semua orang.
eringatan Hari Pangan Recognition. Dari 18 penerima, hanya IPB University, Prof Suryo Wiyono Besar Fakultas Pertanian IPB
Sedunia, lahir dari lima perwakilan negara (Arab Saudi, dan Prof Baba Barus, menyoroti University mengingatkan, bahwa
semangat global untuk Brasil, Tiongkok, Uganda, dan Maroko) alih fungsi lahan sawah yang kian perlindungan formal terhadap sawah
mengakhiri kelaparan, yang dipanggil kepodium untuk mengkhawatirkan. masih sangat lemah. Saat ini sekitar
mengatasi masalah gizi, menerima penghargaan langsung. “Luas lahan sawah kita hanya 3 juta ha sawah di Indonesia belum
Pserta mendorong sistem Indonesia bersama penerima lainnya sekitar 7,3 juta ha. Angka ini sangat masuk kategori lahan yang dilindungi
pangan yang lebih berkelanjutan. disampaikan melalui penayangan kecil jika dibandingkan negara lain. secara formal. “Kalau perlindungan
Hari Pangan Sedunia atau World di layar utama dan penyampaian Secara global, Indonesia berada di tidak kuat, konversi sawah bisa terjadi
Food Day diperingati sebagai sertifikat digital oleh FAO. peringkat 130 dari 180 negara untuk dengan cepat,” ujarnya.
penghormatan lahirnya organisasi Pada kategori Country-Level, ketersediaan lahan pertanian per Meski Undang-Undang 41/2009
Pangan dan Pertanian Dunia (Food FAO mengapresiasi peran Indonesia kapita,” kata Prof Suryo. tentang Lahan Pertanian Pangan
and Agriculture Organization/FAO) dalam mendorong transformasi per- Data Kementerian Pertanian dan Berkelanjutan sudah ada, tapi
pada 16 Oktober 1945. tanian dan ketahanan pangan global Badan Pusat Statistik (BPS), luas implementasinya di daerah masih
Penetapan tanggal tersebut melalui program KSST yang selaras sawah menurun dari 8,1 juta ha (2015), lemah. Banyak peraturan daerah
diumumkan secara resmi dalam dengan FAO Strategic Framework namun pada tahun 2019 tinggal 7,4 (perda) dibuat tanpa peta spasial
Konferensi FAO ke-20 pada tahun 2022–2031 dan visi “Four Betters” juta ha. Konversi lahan terus terjadi yang jelas, sehingga perlindungan
1979. Sejak saat itu berbagai negara (better production, better nutrition, 60.000–80.000 ha/tahun, bahkan lahan tidak berjalan efektif. Akibatnya,
di dunia memperingati sebagai better environment, better life). sempat mencapai 96.512 ha/tahun 23 provinsi kini mengalami defisit
momentum untuk meningkatkan Plt. Sekretaris Jenderal selama periode 2000–2015. sawah, sementara hanya 14 provinsi
kesadaran akan pentingnya (Sekjen) Kementan Ali Jamil, “Kalau konversi mencapai 100 yang surplus.
ketahanan pangan global. mengungkapkan penghargaan ini ribu ha/tahun, maka dalam 10 Prof. Baba juga menyoroti bahwa
Hari Pangan Sedunia kini menjadi adalah sebuah simbol dari dunia tahun kita kehilangan satu juta persoalan pangan tidak hanya soal
simbol solidaritas internasional dalam Intenasional bahwa Indonesia telah hektare. Itu luar biasa dampaknya ketersediaan, tetapi juga distribusi
memastikan bahwa setiap individu bertransformasi menjadi solusi bagi bagi pangan nasional,” tegas Prof dan akses. “Kalau bicara angka global,
di dunia berhak memperoleh akses pertanian di dunia. Penghargaan ini Suryo yang juga Dekan Fakultas Indonesia seakan tidak kekurangan
terhadap makanan yang cukup, merupakan pengakuan dunia atas Pertanian IPB University. Mirisnya beras. Namun isu distribusi dan
bergizi, dan aman. Pada tahun 2025, peran strategis Indonesia sebagai menurut Prof Suryo, konversi banyak daya beli masyarakat tetap menjadi
lembaga di bawah naungan PBB ini penyedia solusi pertanian bagi terjadi di lahan subur seperti Jawa, tantangan,” katanya seperti dikutip
genap berusia 80 tahun. negara berkembang. Sumatera, dan Bali karena tekanan dari laman IPB University.
Peringatan HPS tahun ini, “Indonesia telah bertransformasi ekonomi. “Satu meter persegi tanah Karena itu, Prof Baba menam bah-
Indonesia masuk dalam daftar dari penerima menjadi penyedia bisa bernilai miliaran rupiah untuk kan pentingnya konsistensi kebijakan
penerima rekognisi FAO atas teknologi, tenaga ahli, dan inovasi perumahan atau industri, sementara perlindungan sawah dan transisi yang
kontribusi Kerja Sama Selatan- pertanian global, seraya berkontribusi hasil panen padi tidak sebanding,” adil bagi petani. Ia juga menekankan
Selatan dan Triangular (KSST) dalam nyata dalam memperkuat ketahanan tambahnya. perlunya memperhatikan faktor
pembangunan sektor pangan dan pangan dunia,” ungkap Ali Jamil. Sebagai solusi, Prof Suryo air, produktivitas, hingga ketergan-
pertanian dunia. Penghargaan menekankan tiga strategi melindungi tungan petani terhadap lahan.
diserahkan pada acara Global Lahan Masa Depan Pangan lahan subur, membuka area baru Momentum HPS menjadi peng-
Technical Recognition Ceremony di Di tengah kebanggaan peng- pertanian, serta meningkatkan ingat bahwa alih fungsi lahan bukan
Kantor Pusat FAO, Roma, Italia, Rabu hargaan dari FAO tersebut, di sisi produktivitas. Ia juga mendorong sekadar isu teknis, tetapi persoalan
(15/10). lain Peringatan HPS juga menjadi diversifikasi melalui tanaman strategis bangsa. Tanpa komitmen
Indonesia menjadi salah satu pengingat bahwa ketersediaan bernilai ekonomi tinggi seperti jamur serius dari pemerintah daerah,
dari 18 penerima rekognisi KSST pangan tak lepas dari ketersediaan pangan (edible), hortikultura, dan masyarakat, dan seluruh pemangku
pada dua kategori Country-Level lahan. Lahan pertanian adalah masa rempah. kepentingan, ancaman krisis pangan
Recognition dan Institutional-Level depan pangan Indonesia. Guru Besar Senada, Prof Baba Barus, Guru akan semakin nyata. Yul

