Page 77 - Bahasa-Indonesia-BS-KLS-V
P. 77
Ternyata tidak ada orang utan yang datang saat pemberian makan di Pondok
Tanggui. Dari Pondok Tanggui kami melanjutkan perjalanan ke Camp Leakey,
sekitar dua jam dengan kelotok. Perjalanan dari dermaga Camp Leakey menuju
tempat pemberian makan cukup jauh, perlu waktu 45 menit berjalan dengan
kecepatan sedang.
Adikku yang kemarin masih senang-senang saja berjalan di hutan, kali ini
mengeluh. “Aku capek. Siapa yang mau gendong aku?”
Di Camp Leakey kami bertemu dengan Tom. Penguasa hutan ini umurnya 35
tahun dan punya kekuatan delapan orang dewasa. Aturan di sini, kita tidak boleh
dekat-dekat dengan orang utan, apalagi mengajak swafoto. Ingat, ini habitat
asli mereka, bukan kebun binatang.
Setelah bertemu Tom, kami sempatkan singgah di pusat informasi untuk melihat
foto-foto dan pengetahuan tentang orang utan. Dari sini aku tahu kalau 97% DNA
orang utan sama dengan DNA manusia. Di sebelah pusat informasi adalah rumah
Prof. Birute Galdikas yang pertama kali meneliti orang utan di Tanjung Puting
sejak tahun 1971. Pemandu kami mengatakan bahwa penduduk di sekitar taman
nasional sangat menghormati Prof. Birute dan memanggilnya ibu. “Semua orang
mematuhi perintah ibu untuk tidak mengambil ikan di area taman nasional,”
tambah Pak Safei.
Malamnya kami melihat gerhana bulan dari dek kelotok. Pemandangan malam di
hutan tanpa polusi cahaya seperti di kota tampak indah sekali.
Bab 3 | Taman Nasional dan Situs Warisan Dunia 67