Page 11 - PDF Compressor
P. 11

membangun  komunikasi  yang  efektif  dengan  warga  dunia  dengan
                     asumsi  dasar  sekitar  70%  warga  dunia  menggunakan  Bahasa  Inggris
                     sebagai alat utama berkomunikasi.
                            Indonesia pun yang merupakan negara penuh keberagaman, dari
                     mulai berbeda suku bangsa, bahasa,  adat istiadat, agama, ras, dan latar
                     belakang  budaya, diikat  dengan  berbagai  kesamaan.  Mulai dari  merasa
                     sama  dari  sisi  aspek  historis  sebagai  bangsa  terjajah  oleh  Belanda  dan
                     berjuang  untuk  merebut  kemerdekaan,  sehingga  dilahirkan  kesamaan
                     bahasa:  Bahasa  Indonesia,  kesamaan  bendera:  Merah  Putih,  kesamaan
                     lambang negara: Garuda Pancasila, kesamaan lagu kebangsaan: Indonesia
                     Raya,  dan  kesamaan-samaan  lainnya  yang  baik  secara  politis  maupun
                     ideologis untuk menguatkan dan mengikat  perbedaan. Oleh karena itu,
                     dikuatkan  dalam  jargon  Bhika  Tunggal  Ika:  Berbeda-beda  tetapi  satu
                     tujuan sebagaimana kesepakatan bersama dalam aturan Undang-Undang
                     Dasar  1945  sebagai  dasar  konstitusional  negara  yang  mengikat  seluruh
                     Bangsa Indonesia.
                            Kesamaan-kesamaan itulah yang membuat Indonesia tetap kokoh
                     dan  tangguh  walaupun  acapkali  perbedaan  mencuat  ke  permukaan
                     sebagai  sumber  konflik,  tetapi  dapat  dipadamkan  karena  kesamaan-
                     kesamaan tersebut. Bahkan, Indonesia memiliki empat pilar kebangsaan
                     yang    terus   dipupuk,    dipelihara,   dilestarikan,   dan   berusaha
                     diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari, yakni: Pancasila, UUD
                     1945,  Bhika  Tunggal  Ika,  dan  NKRI  (Negara  Kesatuan  Republik
                     Indonesia).
                            Sebaliknya, beda atau perbedaan seringkali diidentifikasi sebagai
                     ancaman  dalam  membangun  komunikasi  yang  efektif    atau  seringkali
                     disebut  sebagai  kendala  komunikasi  (noise  communication).  Hal  itu
                     berangkat  dari  fakta  dalam  kehidupan  sehari-hari  manusia  bahwa
                     perbedaan acapkali menjadi sumber konflik, seperti halnya konflik Korea
                     Utara-Korea  Selatan  yang  tidak  juga  berkesudahan  karena  berbeda
                     ideologi;  atau  antara  India-Pakistan,  termasuk  di  Indonesia  seringkali
                     konflik  terjadi  berlatar  belakang  isu  agama,  suku,  ras,  dan  perbedaan
                     lainnya.
                            Kendati  Ulama  Besar,  Kiai  Haji  Abdullah  Gymnastiar  yang
                     dikenal  Aagim,  sering  menyebutkan  bahwa  perbedaan  itu  rahmat.
                     Bahkan,  ia  menggambarkan  bahwa  musik  itu  indah  terdengar  karena
                     berangkat dari perbedaan. Namun, musik menjadi indah karena berbeda
                     dengan dibangun dalam  harmonisasi  yang  dikomandoi  oleh komposer.
                     Dalam  konteks  inilah,  perbedaan  memang  dapat  menjadi  indah  jika
                     diharmoniskan, sehingga melahirkan kajian manajemen konflik. Konflik


                                                        9
   6   7   8   9   10   11   12   13   14   15   16