Page 188 - BUMI TERE LIYE
P. 188
TereLiye “Bumi” 185
Aku mengangguk, mendorong pintu bulat kecil. Ali lagi-lagi benar.
Kamar mandi ini hebat. Saat aku menutup pintunya, belasan lampu
langsung menyala otomatis. Aku berada di tabung bulat besar dengan
banyak kompartemen. Dindingnya terbuat dari kaca, mengeluarkan sinar
lembut. Ada kompartemen untuk meletakkan pakaian kotor, ada
kompartemen untuk pakaian bersih, wastafel, dan sebagainya seperti yang
kukenali—meski bentuknya aneh. Kejutan terbesarnya saat aku masuk ke
ruangan mandinya. Ada belasan keran memenuhi dinding tabung. Saat
tombol keran ditekan, bukan air yang keluar, melainkan udara segar,
menerpa badan seperti memijat. Aku jelas tidak terbiasa mandi dengan
udara, siapa yang terbiasa? Tapi itu seru, tidak ada bedanya mandi dengan
air. Tabung mandi segera dipenuhi aroma wangi dan gelembung kecil,
badanku bersih dan segar.
”Bagaimana?” Ali cengengesan bertanya saat aku keluar.
Aku tidak menjawab. Aku sedang memperbaiki posisi pakaian yang
kukenakan. Aku tidak bisa mengenakan seragam sekolah yang kotor, jadi
tadi mengambil sembarang di kompartemen pakaian bersih, memilih
pakaian dengan warna paling terang—meski tetap gelap juga. Awalnya jijik
memegang baju lengket itu, tapi saat dikenakan, baju tersebut menempel di
badan dengan nyaman, segera menyesuaikan ukuran, termasuk kerah di
leher. Aku mengenakan sepatu yang serupa dengan Ali, sepatu ini
membuatku melangkah lebih ringan.
Aku tersenyum puas. Sepertinya aku bisa menyukai pakaian dunia
ini.
”Kamu juga harus hati-hati mengenakan pakaian ini, Ra.” Ali juga
nyengir melihatku sedang becermin.
”Kenapa?” Aku menoleh.
”Kan kamu sendiri yang bilang bahwa pakaian ini mahal, jangan
sampai rusak.”
Aku tertawa kecil.
Seli juga ikut mandi setelah aku meyakinkan apa salahnya.
Seragam sekolahnya paling kotor. Dia juga harus berganti pakai-an. Seli
http://cariinformasi.com