Page 327 - BUMI TERE LIYE
P. 327

TereLiye “Bumi” 324



                         Av juga  menggeleng  perlahan.  ”Aku  tidak  tahu,  Ali.  Karena   itu   hanya
                  dongeng,  cerita  itu  tidak  detail.  Tidak  ada  penjelasan  selain  lagu-  lagu  yang
                  dinyanyikan.  Tapi  apa  pun  itu,  benda  yang  dibutuhkan  Tamus  ada  di Bagian
                  Terlarang  perpustakaan.  Aku  sempat  menyelamatkan  sebagian  besar,
                  membawanya  ke­mari,  tapi  boleh  jadi  yang  dia  cari  tertinggal.”

                         ”Apa  yang  terjadi  jika  sekat  itu  berhasil  dibuka?”  aku  akhirnya  buka
                  suara,  ikut  bertanya.


                         ”Tidak  ada  yang  tahu,  Ra.  Mungkin  mimpi  buruk  bagi  seluruh  Klan
                  Bulan.  Juga  mimpi  buruk  bagi  dunia  lain.  Si  Tanpa  Mahkota  tidak  akan
                  senang  telah  dipenjara  ribuan  tahun  di  sana.”  Av  mengusap  rambut
                  putihnya.

                         ”Apa  yang  akan  kita  lakukan  untuk  mencegahnya,   Av?”  Ilo   ber­tanya

                  dengan  suara  bergetar.

                         ”Kita  harus  menyusun  rencana  bagus  secepat  mungkin.  Se­moga
                  waktu  dan  keberuntungan  masih  berpihak  pada  kita,”   Av  menjawab  pelan.

                         ”Pasukanku  bisa  digunakan  untuk  melawan  Tamus,”  Tog berkata  lebih
                  mantap.  ”Kami  bagian  terbesar  dari  Pasukan  Bayangan.  Ditambah  dengan

                  Panglima  Selatan,  kekuatan  kami  cukup  untuk  menghadapi  enam  panglim a
                  lainnya.  Dari  tiga  puluh  dua  akademi,  tidak  semuanya  mendukung  Tamus,
                  lebih  banyak  yang  terpaksa  melakukannya.  Kita  bisa  punya  tambahan
                  kekuatan  dari  kadet  senior.  Dan  yang  lebih  penting  lagi,  pen-duduk  Kota
                  Tishri  menolak  ide  para  pemilik  kekuatan  kembali  ber-kuasa.  Kita  masih
                  punya  kesempatan  besar.”

                         ”Tog    benar,    itulah    kenapa     aku    bilang    semoga     waktu     dan
                  keber­untungan  masih  berpihak  pada  kita.”  Av  mengangguk.  ”Kita  masih
                  bisa  mencegahnya.  Karena  sekali  sekat  itu  berhasil   dibuka,   per-mainan  ini
                  selesai.  Tamus  menang.”


                         Meja  makan  kembali  lengang.  Di  dapur  Vey  sudah  hampir  selesai
                  menyiapkan  makanan.













                                                                            http://cariinformasi.com
   322   323   324   325   326   327   328   329   330   331   332