Page 345 - BUMI TERE LIYE
P. 345

TereLiye “Bumi” 342



                         Dadaku   berdegup  kencang.

                         Ada  seseorang  terbaring  di sana,  dengan  tubuh  dililit  jaring  perak.


                         ”Miss  Selena!”  aku  berseru.

                         Aku  benar-benar  melupakan  pesan  Ali  agar  menahan  diri,  segera
                  kembali,  berdiskusi  menyusun  rencana  berikutnya.  Demi  melihat  Miss
                  Selena  meringkuk  di  sana,  aku  menurunkan  ta-ngan,  lompat  sekuat
                  mungkin.  Tubuhku  melayang  sejauh  dua  puluh  meter,  mendarat  dengan
                  mudah  di  samping  Miss  Selena  yang  persis  berada  di  tengah  ruangan.


                         Belum  sempat  aku merengkuh  tubuh  Miss   Selena,   berusaha   melepas
                  jaring  perak  itu,  ruangan  besar  itu  tiba-tiba  terang    benderang.  Dan  dari
                  dinding-dinding  ruangan,  keluar  beberapa  orang  dengan  pakaian  gelap.
                  Dinding  tersebut  tidak  hanya  ber-fungsi  menghilangkan  lemari,  tapi  juga
                  bisa  dipakai  untuk  tempat  bersembunyi.

                         Wajahku  pucat.  Separuh  karena  terkejut,  separuh  lagi   karena   gentar.


                         Lima  orang  melangkah  mendekatiku.  Mereka  mengenakan  seragam
                  sama  persis  seperti  Tog,  hanya  simbol-simbol  di pakaian  gelap   mereka  yang
                  berbeda  satu  sama  lain.


                         Aku sempurna  telah  dikepung  oleh  lima  Panglima  Pasukan  Bayangan.

                         ***

                         ”Selamat  datang,”  salah  satu  dari  mereka  menyapaku.  ”Kami  su­dah
                  menunggumu  dengan  sabar.  Perhitungan  Tamus  tidak  pernah  keliru.”

                         Aku  beranjak  berdiri,  melangkah  mundur,  tanganku  terangkat.
                  Tidak  ada  sosok  Tamus  di antara  mereka  berlima.

                         ”Kamu  tidak  akan  melawan  kami,  bukan?”  yang  satunya  ber­tanya,
                  terus  mendekat.

                         Aku mengatupkan  rahang.  ”Jangan  coba­coba   mendekatiku!”  seruku.












                                                                            http://cariinformasi.com
   340   341   342   343   344   345   346   347   348   349   350