Page 349 - BUMI TERE LIYE
P. 349

TereLiye “Bumi” 346



                  meringkuk  di  lantai  pualam.  Seli  tersengal,  me-lampiaskan  seluruh
                  tenaganya.  Itu petir  yang  besar.  Empat  panglima  lain   terdiam   menatap  apa
                  yang  terjadi.

                         Ali  segera  menahan  tubuhku  yang  jatuh,  kami  terjatuh  di  lantai
                  pualam.


                         Seli  melangkah  mundur  ke posisiku.

                         ”Kamu  baik­baik  saja,  Ra?”  tanya  Seli.


                         Aku  menyeka  ujung  bibir  yang  berdarah.  ”Aku  baik­baik  saja,  Sel.”
                  Setidaknya  semangatku  baik-baik  saja.  Aku beranjak   ber-diri.   Kami  bertiga
                  merapat  satu  sama  lain,  menatap  ke depan.

                         Salah  satu panglima  memeriksa  kondisi  Stad.   Tubuh   Panglima   Barat
                  itu  seperti  hangus  terbakar.  Mungkin  hanya  pakaiannya,  atau  boleh  jadi
                  seluruh  tubuhnya.  Dia  tidak  bergerak  meski  sudah  digerak-gerakkan  oleh
                  yang  lain.


                         ”Kamu  seharusnya  segera  kembali  ke lorong,  Ra,”  Ali  berbisik.  ”Bukan
                  justru  melawan  mereka  sendirian.  Kalau   kami   terlambat  menyusul,  kamu
                  bisa  celaka.”


                         Aku  mengangguk,  napasku  masih  menderu  kencang.




                         ”Apa yang  akan  kita lakukan  sekarang?”  Seli  berbisik,  bertanya  kepada
                  Ali.

                         ”Sudah  terlambat  untuk  menyusun  rencana.  Kita  bertarung,”  Ali
                  berkata  pelan.  ”Atau  tepatnya,  kalian  berdua  yang  akan  ber­tarung.”


                         Aku mengeluh  pelan,  bukan  karena  kalimat  Ali,  tapi  lihatlah,  di tengah
                  ruangan,  Stad  beranjak  duduk.  Orang-orang  dengan  ke--kuatan  di  dunia  ini
                  sepertinya  tahan  sekali  terhadap  serangan.

                         Tamus  berkali-kali  terkena  pukulan  Miss  Selena  sewaktu  di  aula
                  sekolah,  tapi  dia  tetap  segar  bugar.  Juga  Tog,  mungkin  puluhan  pukulan
                  mengenai  tubuhnya,  tapi  dia  tetap  bernapas.






                                                                            http://cariinformasi.com
   344   345   346   347   348   349   350   351   352   353   354