Page 373 - BUMI TERE LIYE
P. 373

TereLiye “Bumi” 370



                  sengaja  mengumpulkan  kami  ber-tiga  di se-kolah,  dia  menyimpan  banyak
                  penjelasan  yang  kami  butuhkan.

                         Dan  setelah  kami  pulang  ke kota  kami,  akan  lebih  banyak  lagi  hal  yang
                  harus  diselesaikan.  Gardu  trafo  yang  meledak.  Bangun-an  sekolah  yang
                  runtuh.  Kecemasan  orangtua  kami  selama  ber-hari-hari.  Klub   Menulis  Mr.
                  Theo.  Rencana  Mama  mengadakan  arisan  di  rumah,  masalah  mesin
                  pencacah  di  pabrik  tempat  Papa  bekerja.  Termasuk  yang  sangat  penting,
                  bagaimana  aku  akan  bertanya  tentang  orangtua  asliku  kepada  Mama  dan
                  Papa.


                         ”Kita  akan  menyelesaikannya  bersama,  Ra.  Jangan  cemas.”  Miss
                  Selena  masih  memelukku.

                         Aku  dan  Seli  mengangguk.

                         ”Kalian  membicarakan  apa?”  Ali  ikut  mendekat,  menjadi­kan  jubah
                  Av seperti  kain,  melilit  tubuhnya  hingga  ke-tiak.

                         ”Membicarakanmu,”  aku  menjawab  sambil  nyengir.


                         ”Aku?”


                         ”Iya, kenapa  kamu  malas  sekali  mengerjakan   PR  matematika   selama
                  ini,  dan  terpaksa  diusir  Miss  Selena  ke lorong  kelas.”

                         Ali  menggaruk  rambut  berantakannya.


                         Aku,  Seli,  dan  Miss  Selena  tertawa.

                         Saat matahari  semakin  tinggi,  kami  meninggalkan  ruangan  itu disertai
                  Ilo,  Tog,  dan  anak  buahnya.  Lorong  berpindah  telah  di-aktifkan,  kami  bisa
                  segera  menuju  Rumah  Bulan  Ilo.

                         “Aku  lupa  satu  hal,”  aku  berkata  kepada  Av.

                         Kami  sedang  bersiap  memasuki  lorong  berpindah  yang  dinyala-kan
                  Ilo.


                         Av menoleh  kepadaku.  “Apa?”  tanyanya.  Yang  lain  ikut  me­noleh.







                                                                            http://cariinformasi.com
   368   369   370   371   372   373   374   375   376