Page 368 - BUMI TERE LIYE
P. 368
TereLiye “Bumi” 365
Beruang itu meraung marah, terhuyung sebentar, tapi segera
me-mukul dua orang paling dekat. Dua Panglima Pasukan Bayang- an
terpelanting kencang. Stad berusaha memukul wajah beruang besar, tapi Ali
meninjunya lebih dulu. Stad terbanting ke dinding, jatuh ke lantai pualam,
kaki besar Ali menginjaknya. Dua Panglima Pasukan Bayangan lainny a
lompat mundur, meng-hilang, dan mun-cul di sudut ruangan dengan wajah
pucat.
Tamus berusaha bangkit. Dia jelas tidak menduga hal ini akan terjadi,
wajahnya merah padam. Tangan kirinya masih me-megang Buku Kematian,
lubang menuju penjara Bayangan di Bawah Bayangan itu masih terbuka.
Tiba-tiba tubuh Tamus menghilang, dan muncul di de-pan Ali. Tamus
berteriak, mengirim pukulan. Beruang besar itu ter-banting ke belakang,
menabrak dinding, membuat retak besar.
Aku menjerit ngeri. Itu pukulan yang amat keras.
Ali meraung marah.
Tubuh Tamus menghilang lagi, lalu muncul di samping Ali. Tamus
mengirim pukulan kedua. Beruang besar itu terbanting lagi, terduduk. Dua
panglima lain yang merasa Tamus kewalahan mengatasi beruang besar itu,
loncat hendak ikut mem-bantu.
Tubuh Tamus menghilang lagi, muncul di atas kepala Ali. Tapi dia
keliru, kali ini tangan Ali sudah sejak tadi menunggu-nya. Sebelum Tamus
sempat melepaskan pukulan, Ali sudah menyambarnya. Jemari besar Ali
yang berbulu men-cekik Tamus hingga dia tidak bisa bergerak, apalagi
melepas pukulan.
Ali meraung ke depan, meninju dua Panglima Pasukan Bayang--an
lainnya dengan tangan kiri. Dua panglima itu terpe-lanting. Kaki-kaki
beruang besar bergerak cepat menuju tengah ruangan, tangan kananny a
masih menggenggam badan Tamus. Sebelum Tamus menyusun rencana dan
berhasil membebaskan diri, bah-kan sebelum dia tahu apa yang akan
dilakukan Ali, ta-ngan besar beruang itu sudah melemparkan tubuhnya ke
lorong gelap.
http://cariinformasi.com

