Page 25 - E-LKPD GETARAN HARMONIK NURLENA
P. 25
ORIENTASI MASALAH
Di Aceh, terdapat berbagai tradisi dan kearifan lokal yang kaya akan nilai-
nilai budaya serta sarat dengan prinsip-prinsip ilmu pengetahuan, salah satunya
adalah prinsip getaran harmonik. Sebagai contoh, dalam tradisi masyarakat Aceh,
penggunaan ayunan untuk menidurkan bayi, dikenal dengan "Peuayon Aneuk" atau
dodaidi, telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari. Ayunan
ini tidak hanya memiliki nilai budaya yang tinggi, tetapi juga dapat dijelaskan
secara ilmiah melalui prinsip-prinsip fisika, khususnya getaran harmonik.
Getaran harmonik merupakan gerakan bolak-balik suatu objek dalam posisi
seimbang yang dipengaruhi oleh gaya pemulih yang berbanding lurus dengan
simpangan dari posisi keseimbangannya. Dalam konteks dodaidi, ayunan bayi yang
digantung dan berayun ini mengikuti pola getaran harmonik sederhana, di mana
periode dan frekuensinya dapat dianalisis untuk memahami gerakan ayunan
tersebut. Selain ayunan bayi, kearifan lokal Aceh juga menerapkan konsep getaran
harmonik dalam berbagai aspek kehidupan lainnya, seperti dalam permainan
tradisional atau mekanisme jam dinding bandul yang banyak ditemukan di rumah-
rumah tradisional. Jam dinding bandul, misalnya, bekerja dengan prinsip ayunan
bandul yang menjaga ketepatan waktu melalui getaran harmonik yang konstan.
Namun, tidak banyak yang menyadari bahwa di balik tradisi dan kearifan
lokal tersebut, terdapat pengetahuan fisika yang mendalam. Pemahaman tentang
besaran-besaran getaran harmonik seperti periode, frekuensi, dan gaya pemulih
dapat memberikan wawasan baru dan memperkaya apresiasi terhadap budaya Aceh.
Untuk memahami lebih dalam bagaimana tradisi "Peuayon Aneuk" ini terkait
dengan prinsip getaran harmonik, jadi Bagaimana prinsip getaran harmonik
diterapkan dalam tradisi "Peuayon Aneuk" di Aceh? Apa saja besaran-besaran
getaran harmonik yang terlibat dalam mekanisme ayunan bayi tradisional Aceh?
24