Page 50 - Buku Guru Ebook
P. 50
PANDEMI SEBAGAI PENDIDIKAN MUHASABAH DIRI
Oleh: Nur Lailatul Jamilah
Virus corona belum juga beranjak. Semakin hari yang terinfeksi semakin banyak.
Dari waktu ke waktu semakin banyak orang yang kritis dan meninggal karena terpapar
virus ini. Karenanya, marilah kita menjadikan musibah mewabahnya virus corona ini
sebagai pelajaran bagi kita semua. Kita yakin bahwa dalam setiap peristiwa pasti ada
hikmahnya. Setiap kejadian pasti ada maknanya. Setiap musibah pasti ada pelajaran yang
bisa dipetik darinya.
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
َٰ
ً َٰ
ْ َ
َ ام
١٩١ : نارمع لا َ لطَب ِ ,, َ اَذَه ََتقلَخ َ انَّبر
َ
Artinya: Ya Tuhan kami, kami bersaksi bahwa tidaklah Engkau menciptakan semua ini sia-
sia (melainkan mempunyai hikmah dan tujuan di balik ciptaan itu semua).
(QS Al ‘Imran: 191).
Sebagaimana diberitakan bahwa virus corona ini bisa menyerang siapa pun. Tua,
muda, kaya, miskin, laki-laki, perempuan, muslim, non-muslim, orang yang shalat, orang
yang tidak shalat. Siapa pun tanpa terkecuali. Hal ini mengingatkan kita akan apa yang
ditanyakan Zainab binti Jahsy radliyallahu ‘anhu kepada baginda Rasulullah Shallallahu
Alaihi Wasallam: “Apakah kita akan binasa, padahal di antara kita masih ada orang-orang
yang shalih? Rasulullah SAW menjawab: Ya, jika dosa dan maksiat sudah banyak
dilakukan”. (HR Muslim).
Melalui wabah virus corona, kita diingatkan bahwa dosa, maksiat, dan
kemungkaran telah mewabah di lingkungan dan di masyarakat kita. Melalui virus ini, kita
juga ditegur bahwa banyak di antara kita yang acuh tak acuh terhadap kemungkaran yang
menjalar di tengah-tengah kita. Kita diingatkan untuk lebih giat lagi dalam beramar
makruf dan bernahi mungkar. Tentu amar makruf kita harus dilandasi ilmu sehingga kita
dapat beramar makruf dengan cara yang makruf, dengan cara yang baik, dan bernahi
mungkar dengan cara yang tidak mungkar.
46