Page 49 - Thesis Awan
P. 49
39
Nilai kehilangan berat kecil pada pelakuan suhu pirolisis 450C konsentrasi 12%
yaitu 20,00% dan kehilangan berat besar pada perlakuan konsentrasi asap cair adalah pada
perlakuan konsentrasi 3% dengan suhu pirolisis asap cair 350C dengan nilai kehilangan
berat 44,17%. Kehilangan berat sampel uji setelah 3 (tiga) minggu pengumpanan terhadap
rayap terdapat hubungan positif antara mortalitas rayap dan kehilangan berat sampel uji,
yaitu semakain tinggi mortalitas rayap maka semakin rendah kehilangan berat contoh uji.
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa kandungan fenol dan asam dalam asap
cair inilah yang berperan terhadap mortalitas rayap, sehingga mempengaruhi kehilangan
berat dari berat kertas saring whatman yang dijadikan sebagai contoh uji.
Hal ini sesuai dengan pendapat Kartika (2009) menyatakan bahwa semakin
meningkatnya konsentrasi asap cair yang diberikan terhadap sampel uji maka kerusakan
yang diakibatkan olah rayap tanah C. curvignathus akan semakin rendah dan
menyebabkan mortalitas rayap tinggi. Hal ini berkaitan dengan kemampuan makan rayap
yang semakin rendah karena mortalitas yang semakin tinggi karena pengarus dari
perlakuan konsentrasi asap cair kayu durian. Hubungan suhu pirolisis asap cair kayu
durian terhadap penurunan berat kertas saring dipengaruhi oleh mortalitas rayap karena
rayap yang mampu bertahan hidup tetap mengkonsumsi kertas saring yang menyebabkan
penurunan bobot semakin tinggi. Hal ini dikarenakan pada pola pengumpanan, rayap
yang dihadapkan pada satu pilihan makanan yang diberikan. Rayap harus memakan
contoh uji yang telah tersedia karena tidak adanya pilihan makanan lain, hal tersebut yang
membuat rayap memakan contoh uji yang mengandung asap cair. Menurut penelitian
Oramahi & Yoshimura (2013) mengungkapkan bahwa aplikasi asap cair dari kayu laban
pada konsentrasi 1%-5% terhadap rayap Reticulitermes speratus menyebabkan
penurunan berat kertas saring sebesar 6,7%-23,7%. Perbedaan persentase penurunan
kertas saring antara penelitian ini dengan penelitian Oramahi & Yoshimura (2013)
disebabkan perbedaan jenis rayap yang digunakan sehingga terjadi perbedaan konsumsi
makanan.
o
o
Hasil penelitian pemanfaatan asap cair kayu durian suhu pirolisis 350 C, 400 C,
o
450 C sebagai antijamur dan antirayap dengan pelakuan konsentasi yang berbeda, hasil
o
penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi 3% pada suhu pirolisis 450 C bisa dijadikan
sebagai antijamur dan antirayap dengan nilai AFA 100% termasuk dalam kategori sangat
kuat, dan nilai mortalitas rayap 84,85% termasuk dalam kategori kuat.

