Page 20 - Modul Etika Profesi Keguruan Eben_Neat - Copy
P. 20
BAB II
B. Profesionalisme Guru
Kata „‟profesional‟‟ berasal dari kata sifat yang bersifat pencaharian dan
sebagai kata benda yang berarti orang yang mempunyai keahlian seperti guru,
dokter, hakim, dan sebagainya. Dengan kata lain pekerjaan yang bersifat
profesional adalah pekerjaan yang hanya dapat dilakukan oleh mereka yang
khusus dipersiapkan untuk itu dan bukan pekerjaan yang dilakukan oleh
mereka yang karena tidak dapat memperoleh pekerjaan lain.
Guru Profesional adalah guru yang memiliki komponen tertentu sesuai
dengan persyaratan yang dituntut oleh profesi keguruan. Guru profesional
senantiasa menguasai bahan atau materi pelajaran yang akan diajarkan dalam
interaksi belajar mengajar, serta senantiasa mengembangkan kemampuan
secara berkelanjutan, baik dalam segi ilmu yang dimilikinya maupun
pengalamannya. Sedangkan Profesionalisme guru adalah kemampuan guru
untuk melakukan tugas pokoknya sebagai pendidik dan pengajar meliputi
kemampuan merencanakan, melakukan, dan melaksanakan evaluasi
pembelajaran.
Guru yang profesional menjadi harapan kita semua, karena dengan
adanya peningkatan kemampuan guru sehingga menjadi guru yang profesional
diharapkan kualitas pendidikan di Indonesia mengalami peningkatan. Peserta
didik perlu di didik dan di bina oleh guru-guru yang profesional sehingga
kualitas/mutu yang dihasilkan akan lebih maksimal.
Guru profesional hendaknya memiliki empat kompetensi guru yang telah
ditetapkan dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005
Tentang Guru dan Dosen yaitu, kompetensi pedagogik, kepribadian, profesional
dan sosial. Oleh karena itu, selain terampil mengajar, seorang guru juga
memiliki pengetahuan yang luas, bijak, dan dapat bersosialisasi dengan baik.
Kitapun tentunya ingin menjadi guru profesional, akan tetapi banyak
kriteria yang harus dipenuhi untuk menjadi guru yang profesional. Adapun
kriteria-kriteria guru profesional tersebut diantaranya:
14