Page 16 - E-MODUL BERBASIS FLIPBOOK : PERAN TOKOH ULAMA DALAM PENYEBARAN ISLAM DI INDONESIA (METODE DAKWAH ISLAM OLEH WALI SONGO DI TANAH JAWA)
P. 16
Misalnya penamaan tempat ibadah dari kata ‘sanggar’ pada era Hindu Budha
diganti menjahi ‘langgar’. Kata ‘shastri’ yang merujuk pada orang-orang yang
membaca kitab suci agama Hindu diubah menjadi ‘santri’ yaitu orang-orang yang
sedang memperdalam ajaran Islam, menggunakan istilah untuk salat dengan kata
sembahyang yaitu berasal dari kata ‘sembah’ dan hyang.
Sunan Ampel memiliki toleransi yang tinggi dengan tidak pernah
mempermasalahkan adanya perbedaan. Siapa saja baik itu keluarga kerajaan,
bangsawan, hingga rakyat yang paling rendah sekalipun bisa menjadi pemeluk
agama Islam. Sehingga karena hal itulah nama dan ajaran yang dibawa oleh Sunan
Ampel semakin dikenal luas oleh masyarakat.
Sunan Ampel mengenalkan ajaran yang sangat berkaitan dengan kebiasaan
masyarakat kala itu, yaitu ajaran Moh Limo. Moh Limo berasal dari bahasa Jawa yaitu
emoh (tidak mau) dan limo (lima). Artinya ajaran yang mengajak masyarakat untuk
tidak melakukan lima hal yang tercela. Kelima hal tersebut adalah:
1) Moh main yaitu tidak mau berjudi, mengundi nasib dan memasang taruhan.
2) Moh ngombe yaitu tidak mau mabuk, minum-minuman keras dan mengkonsumsi
arak/tuak.
3) Moh maling yaitu tidak mau mencuri dan mengambil barang yang bukan miliknya.
4) Moh madat yaitu menolak untuk merokok, menggunakan narkotika dan hal-hal
lain yang memabukkan.
5) Moh madon yaitu menolak untuk bermain perempuan yang bukan istrinya.
Ada beberapa hal yang mempengaruhi berkembangnya Islam pada masa kerajaan
Majapahit yang saat itu bernapaskan agama Hindu. Di antaranya adalah Sunan
Ampel tidak melakukan konfrontasi atau pemaksaan terhadap masyarakat untuk
memeluk agama Islam. Sunan Ampel yang diminta oleh kerajaan untuk
mengembalikan budi pekerti dan akhlak masyarakat Majapahit yang mengalami
degradasi dan kemerosotan moral pasca wafatnya Maha Patih Gajah Mada dan
Prabu Hayam Wuruk. Dari situlah Sunan Ampel menyisipkan pengajaran tentang
adab, norma dan nilai-nilai Islam kepada masyarakat Majapahit.
Sunan Ampel menyampaikan ajaran tersebut dengan cara yang lembut dan tanpa
paksaan, tanpa kekerasan dan semua aktivitas dakwahnya dilakukan dengan cara
‘mengundang’ bukan dengan ‘menyuruh’. Dan yang harus diperhatikan oleh generasi
Islam pada zaman modern saat ini adalah sejak pedagang Arab masuk ke Nusantara
untuk pertama kalinya, Islam tidak pernah melakukan kekerasan karena Islam
membawa misi perdamaian, baik dalam urusan ekonomi, politik, sosial maupun
budaya. Hal inilah yang menjadi faktor utama cepat berkembangnya Islam di tanah
Jawa.
11