Page 30 - MODUL EKONOMETRIKA
P. 30
kesalahan) yang diambil adalah 15, 5%, maupun 10%. Jika diasumsikan terdapat sebanyak
100 sampel penelitian yang diambil dari populasi yang sama, maka tingkat kesalahan 1%
berarti bahwa akan terdapat I sampel salah dalam 100 sampel penelitiannya. Jika tingkat
kesalahan 5% berarti bahwa terdapat 5 sampel yang salah dari 100 sampel yang digunakan,
sedangkan tingkat kesalahan 10% berarti terdapat 10 sampel yang salah dari total 100
sampel.
Setiap penelitian yang berbeda dapat menggunakan tingkat signifikansi (tingkat
kesalahan) berbeda, tergantung dari keyakinan peneliti mengenai kesalahan sampel yang
digunakannya. Semakin kecil/sedikit sampel yang mungkin salah, maka semakin besar
tingkat kebenaran sanpel, berarti juga penggunaan 5% bahkan 1% adalah lebih tepat.
Sebaliknya, semakin banyak sampel yang mungkin salah, maka penggunaan 5% bahkan
10% adalah lebih baik.
Beberapa upaya untuk menghindari terjadinya kesalahan tipe 1 dalam pengujian hipotesis
adalah sebagai berikut.
a. Peneliti harus memahami mengenai konsep sampel dan populasi. Jika peneliti
menggunakan sampel sebagai basis data, dan bukan populasi, maka perlu dipastikan
bahwa sampel yang digunakan mampu merepresentasikan populasinya. Metode
pengambilan sampel juga harus sesuai dengan prosedur yang dipersyaratkan. Selain itu,
jumlah sampel yang diambil harus memenuhi jumlah minimal yang ditentukan sesuai
perhitungan pengambilan sampel.
b. Peneliti harus memahami mengenai derajat keyakinan (level of significant) yang
digunakan, apakah 1%, 5%, atau 10% Semakin banyak jumlah sampel yang valid yang
digunakan, peneliti dapat memilih derajat keyakinan 1%. Sebaliknya, semakin banyak
jumlah sampel yang tidak valid, lebih baik digunakan derajat keyakinan 5% atau
bahkan 10%.
2. Kesalahan tipe II
Kesalahan tipe II terjadi ketika keputusan yang diambil dari suatu pengujian hipotesis
adalah menerima hipotesis yang pada hakikatnya adalah salah. Jika hal itu yang terjadi
maka kesalahan tersebut biasanya disebut dengan Beta Risk (Risiko Beta). Beta Risk
dilambangkan dengan simbol . Sedangkan nilai 1- disebut taraf uji. Taraf uji ini
menunjukkan seberapa baik statistik uji yang akan digunakan dalam pengujian hipotesis
(tingkat kesalahan tipe 2-nya kecil).
Tingkat kesalahan tipe II terjadi dikarenakan peneliti gagal memahami rumusan
penelitian, sehingga menggunakan rumusan yang keliru. Semakin spesifik tujuan
26