Page 62 - CBR_EKONOMETRIKA_KEL 7
P. 62

model regresi yang bentuk fungsinya berbentuk non-linier, tetapi masalah Multikoliniearitas
                  akan muncul dalam model regresi yang bentuk fungsinya berbentuk linier di antara variabel-
                  variabel  bebas.  Multikonearitas  adalah  adanya  hubungan  eksak  linier  antar  variabel
                  penjelas. Multikonearitas diduga terjadi bila nilai R2 tinggi, nilai t semua variabel penjelas
                  tidak signifikan, dan nilai F tinggi

               Konsekuensi multikonearitas:

                   1)  Kesalahan stkitar cenderung semakin besar dengan meningkatnya tingkat korelasi antar
                       variabel.
                   2)  Karena besarnya kesalahan stkitar, selang keyakinan untuk parameter populasi yang
                       relevan cenderung lebih besar.
                   3)  Taksiran koefisian dan kesalahan stkitar regresi menjadi sangat sensitif terhadap sedikit
                       perubahan dalam data.
                   Konsekuensi  multikearitas  adalah  invalidnya  signifikansi  variable  maupun  besaran
               koefisien  variable  dan  konstanta.  Multikolinearitas  diduga  terjadi  apabila  estimasi
               menghasilkan nilai R kuadrat yang tinggi (lebih dari 0.8), nilai F tinggi, dan nilai t-statistik
               semua atau hampir semua variabel penjelas tidak signifikan. (Gujarati, 2003).

                   Sebagai  indikasi  awal,  perhatikan  nilai  R  kuadrat,  F-statistik,  dan  t-statistik  dari  hasil
               regresi table III. Tabel III, dalam table ini merupakan kasus baru yaitu kasus negara Kertagama,
               dimana defenden variabelnya konsumsi dan indefenden variabelnya GNP, Subsidi dan PRM.
               Variabel  PRM  merupakan  variable  antah  berantah  yang  sengaja  dimasukkan  dalam  model
               dengan nilai hampir dua kali lipat dari nilai GNP untuk masing-masing periode ( disengaja agar
               semakin  memperjelas  munculnya  masalah  multikolinier).  Tabel  III,  korelasi  antar  variable
               penjelas dan hasil analisis dapat dilihat dibawah ini. Bagaimana penilaian saudara? Untuk lebih
               pastinya, lakukan regresi antar variabel penjelas:

               KASUS

               Perhatikan nilai R kuadrat. Nilai R kuadrat jauh lebih rendah dibandingkan dengan nilai R
               kuadrat regresi variabel dalam level (regresi awal). Namun demikian, hal tersebut sama sekali
               tidak perlu dirisaukan. R kuadrat regresi persamaan dalam difference jelas jauh lebih kecil
               daripada R kuadrat regresi persamaan dalam level. R kuadrat kedua persamaan berbada bentuk
               tersebut (difference versus level) sama sekali tidak dapat dibandingkan (uncomparable).

                       Untuk  membuktikan  terobatinya  multikolinearitas,  lakukan  regresi  antar  variabel
               penjelas dalam perbedaan pertama. Jika nilai t-statistik salah satu variabel independen masih
               signifikan, berarti masih terdapat multikolinearitas pada persamaan tersebut. Hal sebaliknya
               terjadi  jika  nilai  t-statistik  tidak  signifikan.  Dilihat  dari  t  statistiknya  memang  terdapat
               perbaikan dengan model regresi first difference, tetapi belum dapat menyelesaikan masalah
               multikoliniernya.

               Perintah  untuk  regresi  antar  variabel  penjelas  dalam  perbedaan  pertama:  pengobatan
               multikolinearitas  melalui  perbedaan  pertama,  akan  kehilangan  informasi  jangka  panjang.
               Perbedaan pertama hanya mengandung informasi jangka pendek. Hal ini riskan apabila kita
               melakukan pengkajian empiris terhadap suatui teori karena teori berkaitan dengan informasi
               jangka  panjang.  Bagaimana  solusinya?  Klein  mengajukan  solusi  yang  kemudian  disebut




                                                           62
   57   58   59   60   61   62   63   64   65   66   67