Page 13 - Buku Pedoman Teknis Fotografi
P. 13
BABI
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dokumen adalah hasil rekaman yang dapat menyajikan informasi atau
membuktikan tentang sesuatu hal. Ia merupakan wahana wadah pengetahuan
dan ingatan manusia karena dalam dokumen disimpan pengetahuan yang
diperoleh manusia serta segala sesuatu yang diingat manusia dapat dituangkan
ke dalam dokumen. Dari sekian banyakjenis dokumen, diantaranya adalah
dalam bentuk dokumen foto. Foto mempunyai kelebihan dibandingkan dengan
dokumen lainnya, yaitu banyak menyimpan informasi sesuai dengan keinginan
kita dan menjadi sumber informasi. Foto juga relatif lebih mudah disimpan dan
lebih tahan lama, serta dapat disajikan kapan saja bi la diperlukan.
Dalam pengelolaan tugas-tugas di bidang pelestarian benda cagar
budaya banyak memanfaatkan foto sebagai sumber informasi yang mendukung
setiap kegiatan. Namun, ada kalanya kualitas foto itu kurang memenuhi syarat
seperti dalam kasus pendaftaran benda cagar budaya, misalnya foto tidak focus,
sudut pengambilan, foto terpotong, foto tidak diberi kode, foto buram atau tidak
jelas, tidak menggunakan skala yang benar, ukuran objek dalam foto,tidak
rnaksimal, dan rnasih banyak contoh-contoh lainnya. Harus diakui hal seperti ini
bisa terjadi karena terbatasnya pengetahuan fotografi para petugas dan belum
adanya pedoman yang baku tentang fotografi benda cagar budaya terrnasuk
pengelolaan bahan, alat, dan dokumen fotografi, serta bagaimana memanfaatkan
data foto.
Sebagai sebuah pekerjaan, fotografi benda cagar budaya rnerupakan
paduan antara ilmu mengolah foto dan arkeologi. Perpaduan ini telah
menghasilkan ribuan foto yang khas karena bernuansa kepurbakalaan yang
merniliki tempat tersendiri di dalam upaya pelestarian warisan budaya. Hasil-
hasil rekaman ini sangat bernilai karena sifat dari benda cagar budaya yang
cenderung rusak dan berkurangjumlahnya di dalarn perjalanan waktu, di lain
pihak hasil rekaman ini sering rnerupakan satu-satunya bukti tentang sebuah
peninggalan purbakala yang sekarang tidak ditemukan lagi keberadaannya.
Untuk membantu mempermudah tugas-tugas pemotretari dan
pengolahan foto benda cagar budaya, Direktorat Purbakala yang sebelumnya
bernama Direktorat Perlindungan dan Pembinaan Peninggalan Sejarah dan
Pedoman Teknis Fotografi Benda Cogar Budaya 1