Page 89 - Bahasa Indonesia Jurnalistik
P. 89

80 BAHASA INDONESIA JURNALISTIK

         M

                   eskipun telah ada berbagai aturan dalam penulisan karya
                   jurnalistik di media massa, namun kesalahan maupun pe-
                   nyimpangan bahasa jurnalistik dapat terjadi. Penyimpangan
          tersebut tidak hanya terjadi pada media cetak seperti surat kabar saja,
          namun juga sering terjadi pada media elektronik dan juga online.

          Hal ini disebabkan karena adanya penguasaan kosakata yang kurang,
          pengetahuan kebahasaan yang terbatas, keterbatasan waktu, terlalu

          banyak naskah yang perlu dikoreksi, dan lain sebagainya.

          Suroso (2001) Berikut lima penyimpangan bahasa jurnalistik yang terjadi
          secara umum terjadi di media massa:
          1.  Penyimpangan Klerikal (ejaan dan tanda baca).
             Kesalahan ini hampir setiap kali dijumpai di dalam media cetak dan
             daring. Kesalahan ejaan juga terjadi dalam penulisan kata, seperti
             Jumat ditulis Jum’at, khawatir ditulis kuatir, jadwal ditulis jadual, dan
             lain-lain. Kesalahan tanda baca dapat dijumpai dalam penggunaan

             tanda titik, tanda koma, tanda hubung, dan lain-lain.

          2.  Penyimpangan Gramatikal, Terdiri Atas:
             1)  Peyimpangan Morfologis.
                 Peyimpangan ini sering terjadi dijumpai pada judul berita surat
                 kabar yang memakai kalimat aktif, yaitu pemakaian kata kerja
                 tidak baku dengan penghilangan afiks. Afiks pada kata kerja
                 yang berupa prefiks atau awalan dihilangkan.

                 Contoh :
                     “Polisi Tembak Mati Pengedar Narkoba Internasional di Bali.”
                     Pada judul tersebut, awalan pada kata aktif tempat di-
                     hilangkan dimana seharusnya menggunakan kata me-
   84   85   86   87   88   89   90   91   92   93   94