Page 91 - Bahasa Indonesia Jurnalistik
P. 91

82 BAHASA INDONESIA JURNALISTIK


                 terjadi pada surat kabar maupun media cetak, media online,

                 bahkan juga media elektronik seperti radio dan televisi.
                 Contoh :
                     “Eks Menpora Imam Nahrawi Ditahan KPK di Jumat
                     Keramat.”
                     Pada judul tersebut, kesalahan ejaan yang sering terjadi
                     diantaranya adalah seperti dalam penulisan kata Jumat
                     yang ditulis dengan Jum’at, sinkron yang sering ditulis

                     dengan singkron, khawatir yang ditulis dengan hawatir,
                     dan banyak lagi yang lainnya.
             5)  Kesalahan Pemenggalan.
                 Terkesan setiap ganti garis pada setiap kolom kelihatan asal
                 penggal saja. Kesalahan ini disebabkan pemenggalan bahasa
                 Indonesia masih menggunakan program komputer berbahasa
                 Inggris.  Hal  ini  sudah  bisa  diantisipasi  dengan  program
                 pemenggalan bahasa Indonesia.
                 Contoh :

                     “Dinas Kesehatan Kota Bekasi, Jawa Barat, mencatatkan
                     adanya 388 kasus ba-ru Covid-19 pada Sabtu (7/8/2021).”
                     Pada berita diatas, seharusnya kata “baru” tidak perlu
                     dipenggal karena dapat pemakaian kata menjadi tidak
                     tepat.

          3.  Penyimpangan Semantik.
             Kesalahan  ini  sering  dilakukan  dengan  alasan  kesopanan

             (eufemisme) atau meminimalkan dampak buruk pemberitaan,
             bahkan bahasa jurnalistik mengangkat diksi yang berbau sarkasme
             atau mengandung unsur kekerasan, atau paling tidak dapat
   86   87   88   89   90   91   92   93   94   95   96