Page 114 - Buku_Ajar_Penulisan_Jurnalistik-2-136
P. 114
BUKU AJAR PENULISAN JURNALISTIK
D. Peran Media Sosial dalam Jurnalisme
Pada pertengahan tahun 2000-an, sebagian besar redaksi,
dan sebagian besar jurnalis di dalamnya, mulai menggunakan
media sosial untuk mengumpulkan berita, mendistribusikan
konten, dan terhubung dengan audiens. Media sosial membuat
koneksi antara jurnalis dan khalayak lebih dekat, di mana media
sosial memungkinkan khalayak pengguna media sosial untuk
berkomunikasi langsung dengan orang dibalik berita (Jukes et al.,
2018). Misalnya, ketika ada sesuatu dalam sebuah laporan berita
yang tidak dipahami oleh khalayak, mereka dapat bertanya
langsung atau meminta klarifikasi melalui akun media sosial yang
dimiliki oleh media massa tersebut.
Dalam rutinitas jurnalistik, media sosial memiliki
sejumlah peran yang dapat membantu kerja jurnalis. Salah satu
peran media sosial menurut Alysen (2012) yakni sebagai salah
satu tool untuk news gathering atau mengumpulkan berita. Di
Indonesia, sebuah penelitian menunjukkan mayoritas media
online jurnalisnya menggunakan media sosial sebagai sumber
berita (Rosemarwati & Lindawati, 2019). Adapun konten dalam
media sosial digunakan oleh mayoritas jurnalis sebagai sumber
sekunder atau pendukung dalam menulis berita. Pada penelitian
tersebut juga terungkap bahwa informasi dari media sosial mudah
dan cepat diakses menjadi alasan paling besar para jurnalis media
online menggunakan media sosial sebagai sumber berita.
Adornato (2022) menambahkan bahwa media sosial
adalah alat pengumpulan berita yang berharga bagi jurnalis yakni
dapat digunakan sebagai alat untuk menemukan ide-ide cerita,
sumber cerita, dan informasi bagi sebuah cerita yang sering
101