Page 10 - BDI SPS - modul kajian tarhib ramadhan
P. 10

Tentang keputusan-Nya terhadap orang-orang kafir, Allah  berfirman : "Dan Kami hadapi segala
               amal yang mereka kerjakan, lalu Kami jadikan amal itu (bagaikan) debu yang beterbangan. "(Al-
               Furqaan : 23).

               Maksudnya, berbagai amal kebajikan yang mereka lakukan dengan tidak karena Allah, niscaya
               Kami hapus pahalanya, bahkan Kami menjadikannya sebagai debu yang beterbangan. Demikian
               pula halnya dengan meninggalkan shalat berjamaah atau mengakhirkan shalat dari waktunya.
               Perbuatan tersebut merupakan maksiat dan dikenai ancaman yang keras. Allah Ta'ala berfirman
               :  "Maka  kecelakaanlah  bagi  orang-orang  yang  shalat,  yaitu)  orang-orang  yang  lalai  dari
               shalatnya." (Al-Maa'un: 4-5).


               Maksudnya, mereka lalai dari shalat sehingga waktunya berlalu. Kalau Nabi shallallahu 'alaihi
               wasallam tidak mengizinkan shalat di rumah kepada orang buta yang tidak mendapatkan orang
               yang menuntunnya ke masjid, bagaimana pula halnya dengan orang yang pandangannya tajam
               dan sehat yang tidak memiliki udzur.?


               Berpuasa tetapi dengan meninggalkan shalat atau tidak berjamaah merupakan pertanda yang
               jelas bahwa ia tidak berpuasa karena mentaati perintah Tuhannya. Jika tidak demikian, kenapa
               ia meninggalkan kewajiban yang utama (shalat)? Padahal kewajiban-kewajiban itu merupakan
               satu rangkaian  utuh yang tidak terpisah-pisah, bagian yang satu menguatkan bagian yang lain.


                                                  12. QIYAM RAMADHAN


               1.     Dalilnya

                   1.      Dari Abu Hurairah radhiallahu 'anhu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda :
                       "Barangsiapa mendirikan shalat malam di bulan Ramadhan karena iman dan mengharap
                       pahala  (dari  Allah)  niscaya  diampuni  dosa-dosanya  yang  telah  lalu." (Hadits  Muttafaq
                       'Alaih)

                   2.      Dari Abdurrahman bin Auf radhiallahu 'anhu bahwasanya Rasulullah shallallahu 'alaihi
                       wasallam  menyebut  bulan  Ramadhan  seraya  bersabda  :  "Sungguh,  Ramadhan  adalah
                       bulan  yang  diwajibkan  Allah  puasanya  dan  kusunatkan  shalat  malamnya.  Maka
                       barangsiapa  menjalankan  puasa  dan  shalat  malam  pada  bulan  itu  karena  iman  dan
                       mengharap pahala, niscaya bebas dari dosa-dosa seperti saat ketika dilahirkan ibunya."
                       (HR. An Nasa'i, katanya : yang benar adalah dari Abu Hurairah)," Menurut Al Arna'uth
                       dalam "Jaami'ul Ushuul", juz 6, hlm. 441, hadits ini hasan dengan adanya nash-nash lain
                       yang memperkuatnya.


               2.     Hukumnya

                   Qiyam Ramadhan (shalat malam Ramadhan) hukumnya sunnah mu'akkadah (ditekankan),
                   dituntunkan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan beliau anjurkan serta sarankan
                   kepada kaum Muslimin. Juga diamalkan oleh Khulafa' Rasyidin dan para sahabat dan tabi'in.
                   Karena itu, seyogianya seorang muslim senantiasa mengerjakan shalat tarawih pada bulan
   5   6   7   8   9   10   11   12   13   14   15