Page 30 - BUKU ILMU FALAK
P. 30
BAB VI
ARAH KIBLAT
1. Kiblat
Secara bahasa atau etimologi kata Al-qiblah disebutkan
sebanyak 4 kali dalam Al-Qur‟an. Diambil dari bahasa arab لبق
yang artinya menghadap. Dalam kamus Al-Munawwir kata Al-
qiblah diartikan sebagai ka‟bah. Dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia diartikan sebagai arah ke ka‟bah di Mekah (pada
waktu shalat). Sementara itu, dalam Ensiklopedi Hukum Islam
kiblat diartikan sebagai bangunan ka‟bah atau arah yang dituju
kaum muslimin dalam melaksanakan sebagian ibadah. Syaikh
Abu bakar menjelaskan dalam kitab I’anah al-Thilibin bahwa
kiblat menurut bahasa berarti arah, yang dimaksud adalah
ka‟bah.
Dalam ranah sejarah, Ka‟bah telah ada sebelum nabi
Muhammad dilahirkan di Bumi. Namun kali ini pembahasan
hanya akan berfokus pada ka‟bah pada masa Nabi Muhammad
yakni Pada masa Nabi Muhammad berusia 30 tahun, sekitar
600 M dan belum diangkat menjadi rasul. bangunan ini
direnovasi akibat banjir bandang yang melanda kota Mekkah
pada saat itu. Sempat terjadi perselisihan antar kepala suku
atau kabilah ketika hendak meletakkan kembali batu Hajar
Aswad pada salah satu sudut Ka'bah, namun berkat
penyelesaian Muhammad perselisihan itu berhasil diselesaikan
tanpa pertumpahan darah dan tanpa ada pihak yang dirugikan.
Pada saat menjelang Muhammad diangkat menjadi nabi
sampai kepindahannya ke kota Madinah, bangunan Ka'bah
yang semula rumah ibadah agama monotheisme (tauhid)
ajaran Nabi Ibrahim telah berubah menjadi kuil pemujaan
bangsa Arab yang di dalamnya diletakkan sekitar
360 berhala/patung yang merupakan perwujudan tuhan-
tuhan politheisme bangsa Arab ketika masa kegelapan
pemikiran (jahilliyah) padahal sebagaimana ajaran Nabi Ibrahim
yang merupakan nenek moyang bangsa Arab dan
Ilmu Falak | 30