Page 24 - Pedoman_PPKS_PoltekkesBSI
P. 24

BAB III PENANGANAN


             Poltekkes  BSI  bila  menerima  laporan  dugaan  kekerasan  seksual.  Direktur  Poltekkes  BSI  harus
             memastikan Satgas melakukan empat hal berikut:


             a.  Pendampingan

             b.  Perlindungan
             c.  Pengenaan Sanksi Administratif
             d.  Pemulihan Korban


             Keempat hal di atas diberikan atau dilakukan Poltekkes BSI melalui Satgas kepada Korban atau

             saksi dari suatu laporan dugaan kekerasan seksual yang berstatus sebagai Mahasiswa, Pendidik,
             Tenaga Kependidikan, dan Warga Kampus aktif.


             Satgas Poltekkes BSI dapat merujuk Korban atau saksi yang berstatus sebagai masyarakat umum,
             termasuk  individu  yang  belum  dewasa,  kepada  dinas  yang membidangi  penanganan  kekerasan

             seksual atau lembaga penyedia layanan penanganan Korban kekerasan seksual.


             Alur lebih rinci dan ketentuan lain terkait rujukan diatur oleh Direktur Poltekkes BSI.


             Satgas  bertugas  membantu  Direktur  Poltekkes  BSI  menyusun  alur  dan  ketentuan  terkait  lain
             dalam pedoman Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual yang berlaku di kampus.


               Catatan

                   •  Poltekkes  BSI  dapat  bekerja  sama  dengan  pihak  eksternal  yang  memiliki

                       pengalaman  dan  kapasitas  dalam  pendampingan  korban  untuk  melakukan

                       pendampingan,  perlindungan,  dan  pemulihan  Korban.  Pihak  eksternal
                       mencakup  baik  dinas  yang  membidangi  penanganan  kekerasan  seksual

                       (seperti UPTD PPA) maupun lembaga penyedia layanan Penanganan Korban

                       Kekerasan  Seksual  (seperti  LSM  atau  organisasi  masyarakat)  terdekat  di
                       wilayah kampus.

                   •  Direktur Poltekkes BSI wajib menjamin perlindungan bagi pendamping. Dalam

                       hal  pendamping  Korban  mengalami  kekerasan  dalam  proses  mendampingi
                       Korban,  maka  ia  juga  dapat  ikut  ditangani  menggunakan  mekanisme

                       penanganan      Korban,     mempertimbangkan        pentingnya      keselamatan
                       pendamping maupun Korban dalam proses penanganan.





               18
   19   20   21   22   23   24   25   26   27   28   29