Page 101 - PGSD-MODUL 1 BAHASA INDONESIA
P. 101
keras, Raja Bhima mengundang seluruh raja untuk datang ke
istananya. Barangkali saja ada di antara mereka yang bias
menenangkan hati putrinya. Karena berita tentang kecantikan
Damayanti tiada tara, banyak raja yang ingin mengikuti kontes
itu.
c) Resolusi, menceritakan penyelesaian dari masalah yang dialami tokoh.
Contoh:
(1) Tetapi buaya tidak peduli. Dia tidak takut pada biri-biri itu. Dia naik
ke titian itu, membuka mulutnya besar-besar dan akan melahap si
Sulung. Si Sulung melompat, menerjang buaya dengan kukunya.
Kena mata buaya. Dia kesakitan. Lalu, ditanduknya perut buaya itu
oleh si Sulung. Luka dan berdarah. Buaya menjerit kesakitan, lalu
menjatuhkan dirinya ke air.
(2) Sebenarnya ucapan kelinci tadi hanya siasat saja, agar ia dapat
melepaskan diri dari getah itu. Ketika serigala melemparkannya ke
duri, ia segera melompat, lalu berlari jauh, masuk lubang untuk
menemui ibunya kembali. Ketika sang ibu melihatnya, ia kaget
melihat bulu-bulu anaknya rontok, kulitnya terkena getah, dan
ekornya terkelupas.
d) Evaluasi
Contoh:
“Engkau pantas mendapatkan ini. Ini adalah balasan bagi anak kelinci yang
keras kepala dan tidak mau mematuhi nasihat ibunya.”
e) Koda, berisi pesan moral terkait dengan cerita yang telah disampaikan.
Contoh:
Akhirnya, mulai saat itu Jiji dan Kus bekerja sama sebagai tukang
cat di kampung tersebut. Mereka tidak pernah kehabisan pekerjaan.
Di kampung-kampung lain pun mereka banyak ditawari pekerjaan.
Di mana pun mereka bekerja baik. Pekerjaan mereka selalu rapi dan
memuaskan sehingga banyak yang menggunakan jasa mereka. Hati
mereka senang dan gembira.
Teks cerita rakyat memiliki ciri-ciri kebahasaan sebagai berikut.
a) Menggunakan kata-kata yang menyatakan urutan waktu, seperti pada suatu
ketika, pada zaman dahulu, kemudian, akhirnya.
b) Menggunakan kata kerja tindakan, seperti mengembara, menggigit,
menerjang, melompat, memanjat, memangsa.