Page 104 - PGSD-MODUL 1 BAHASA INDONESIA
P. 104
kau tersiksa oleh getah ini,” kata serigala sambil menyeringai
puas.
“Aku senang seperti ini. Getah ini tidak menyakitiku. Aku akan
merasa sakit jika kau lemparkan aku ke atas duri itu,” kata Kelinci
Kecil sambil matanya mengerling kea rah duri pagar.
“Baik, jika duri membuatmu sakit, aku akan melemparkanmu ke
sana,” ujar Serigala kesal. Kemudian ia menangkap Kelinci dan
melemparkannya ke arah duri.
Sebenarnya ucapan Kelinci tadi hanya siasat saja, agar ia dapat
melepaskan diri dari getah itu. Ketika Serigala melemparkannya
ke duri, ia segara melompat dan melompat, lalu berlari jauh,
masuk lubang untuk menemui ibunya kembali.
Resolusi Ketika sang ibu melihatnya, ia kaget melihat bulu-bulu anaknya
rontok, kulitnya terkena getah, dan ekornya terkelupas.
“Apa yang terjadi padamu? tanya ibunya.
Kelinci menceritakan apa yang telah dialaminya.
Evaluasi “Engkau pantas mendapatkan ini. Ini adalah balasan bagi anak
kelinci yang keras kepala dan tidak mau mematuhi nasihat
ibunya.”
Koda Sejak saat itu Kelinci tidak pernah lagi ke kebun Serigala. (Abdul
Majis dalam Kosasih, 2019)
(Sumber: Kosasih, 2019)
2) Cerita Fantasi
Cerita fantasi merupakan cerita yang sepenuhnya dikembangkan
berdasarkan khayalan, imajinasi, atau fantasi (Kosasih, 2019). Cerita fantasi tidak
mungkin terjadi di alam nyata. Misalnya, binatang yang berperilaku seperti
manusia, seseorang yang bisa terbang atau menghilang. Dengan demikian,
beberapa jenis cerita klasik, seperti fabel dan legenda dapat dikategorikan sebagai
cerita fantasi. Hal ini karena di dalam kedua jenis cerita itu banyak ditemukan
peristiwa-peristiwa yang di luar nalar. Meskipun demikian, cerita fantasi tidak
selalu sama dengan cerita rakyat.
Cerita fantasi memiliki struktur sebagai berikut:
a) Orientasi, berisi pengenalan tema, tokoh, dan latar.
b) Komplikasi, berisi cerita tentang masalah yang dialami tokoh utama. Pada
bagian ini peristiwa-peristiwa di luar nalar ini biasanya terjadi.
c) Resolusi, merupakan bagian penyelesaian dari masalah yang dialami tokoh.
Cerita fantasi memiliki kaidah kebahasaan sebagai berikut: