Page 38 - PGSD-MODUL 1 BAHASA INDONESIA
P. 38

Lalu, ia pun bercermin untuk melihat keadaannya.
                                        “Masya Allah, mana rambutku? Dan kenapa kepalaku
                                        menjadi botak bahkan tak ada satupun sehelai rambut yang
                                        ada di kepalaku?” Ifa menangis dan terlihat sangat syokh.
                                        “Sudah  Ifa untuk  apa kamu  menangisinya. Semuanya sudah
                                        berlalu, kamu gak akan kembali hidup di bumi lagi. Ayo Ifa
                                        sudah  saatnya  kamu  akan  dipilihkan  ke  pintu  neraka  atau
                                        surga.” Ucap seorang bidadari kanan yang terdengar di telinga
                                        kanannya.  Saat  hendak  menaiki  tangga,  Ifa  masih  bingung
                                        jalur manakah yang akan ia lalui. Apakah surga atau neraka?
                                        Jika ia memilih jalur kiri maka masuklah ia ke dalam neraka.
                                        Tetapi jika ia memilih jalur kanan maka masuklah ia ke dalam
                                        surga atas izin Allah swt.
                                        Roh ifa sudah mulai memilih jalur kanan dan ia pun
                                        melangkah tangga surga itu.
                                        Lalu, saat hampir ke tangga surga yang ke 7, ia pun ternyata
                                        ditolak untuk memasuki surga atau menghuninya.
                                        Mengapa? Padahal ia selalu mengerjakan shalat 5 waktu dan
                                        ibadah sunah lainnya sering ia kerjakan. Tetapi dia ditolak
                                        untuk menghuni surga.
                                        Jawabannya yaitu walaupun Ifa selalu mengerjakan shalat 5
                                        waktu dan mengerjakan ibadah sunah lainnya tetapi pada saat
                                        di bumi apakah ia menutupi seluruh auratnya?
                                        itulah sebabnya Ifa ditolak untuk menghuni surga.
                                        Lalu,  roh  Ifa  pun  memilih  tangga  neraka  karena  roh  tidak
                                        bakal  bisa  mengelak  atau  membohongi  walaupun  Ifa
                                        memaksa hendak masuk ke surga tetapi mau bagaimana lagi
                                        jika rohnya tetap berjalan sendiri tanpa diperintahkan kembali.
                                        “Panas… panas…” teriakan Ifa.
                                        “Astagifirullahaladzim”  Ifa  terbangun  dari  mimpinya.
                                        Ifa  pun  menangis  saat  ia  mendapati  mimpi  seperti  itu.
                                        “Ya Allah, hamba sadar. Ini sudah teguran bagiku. Maafkan
                                        hamba      ya    Allah”    Ifa   menyadari     kesalahannya.
                                        Setelah  Ifa  mendapat  mimpi  itu,  Ifa  mulai  berhijrah  dengan
                                        bertaubat untuk berjanji akan menutup auratnya serta menjaga
                                        pSaudarangannya dari yang bukan makhram.
                                        Ini  adalah  gambaran  untuk  kaum  hawa  agar  senantiasa
                                        menutupi  auratnya.  Patuhilah  perintah  Allah  dengan  anjuran
                                        menutup      aurat    khususnya     yang    sudah     baligh.
                                        Seperti halnya terdapat pada hadits Rasulullah SAW: “Tidak
                                        diterima sholat wanita dewasa kecuali yang memakai khimar
                                        (jilbab).  (HR.  Ahmad,  Abu  Daud,  Tirmidzi,  bn  Majah)”
                                        Maka  dari  itu,  berhijrahlah  dari  sekarang.  Sebab  untuk  apa
                                        kita  menunda  berhijrah  sedangkan  kita  tak  tahu  kapan  ajal
                                        menjemput.
                                                                   Sumber: Cerita Karya Sania Herawati
   33   34   35   36   37   38   39   40   41   42   43