Page 100 - ummi test
P. 100
Puas menikmati Tanjung
Layar dan mengenal
sejarahnya, kami kembali
menempuh perjalanan ke
Cibom. Lagi-lagi, mata kami
dimanjakan oleh panorama
Menunaikan shalat alam yang indah bagai
sebelum melakukan
perjalanan di Cibom, yang sekeping surga. Sesampainya
berbatasan langsung di Cibom, kami beristirahat
dengan Samudra Hindia.
sembari menikmati santapan
yang tersaji di alam terbuka.
Nikmat nian!
Menjelang akhir
petualangan, dada saya
dipenuhi rasa syukur yang
begitu besar. Saya bersyukur
bisa menjelajah pelosok
Indonesia, dan tentunya
melihat keindahan negeri
ini yang begitu luar biasa.
Syahdunya suasana Salah satu atraksi menarik Terlebih kali ini saya
saat matahari di Pulau Peucang adalah
tenggelam di Cibom. menyelam di lautnya yang biru. menjelajah bersama para
petualang cilik yang baru saja
saya kenal. Tidak ada rasa
sekelompok kera, babi hutan, Kami menyusuri hutan takut sedikit pun pada diri
dan rusa yang terlihat jinak. yang rimbun, melewati mereka. Meski perjalanan tak
Rasanya kami seperti tarzan jalan setapak. Pohon-pohon bisa dibilang enteng, mereka
kota di alam terbuka yang besar dengan beragam menjalani dengan penuh
dipenuhi sahabat hutan. nama menjadi saksi bisu semangat dan dalam suasana
Pagi harinya, kami bersiap penjelajahan kami. Dua persahabatan. Indah sekali.
berpetualang ke Cibom. jam lamanya kami berjalan Syamsudin Ilyas
Pulau ini memiliki pantai hingga akhirnya terdengar
yang berhadapan langsung suara bingar ombak Hutan Ciramea, tempat
dengan Samudera Hindia, memanggil. “Bummmm... berlindung hewan
endemik langka badak
dengan bebatuan cadas dan Bummmm... Blaarrrrr!!” Letih bercula satu.
ketinggian ombak mencapai yang kami jalani terbayar
empat meter hingga ke sudah. Sambil beristirahat,
daratan. Inilah tempat yang saya mengabadikan momen
sering disebut para penjelajah demi momen keindahan
sebagai ujungnya dunia, alam di Pantai Ciramea yang
dilengkapi panorama alam menakjubkan ini.
yang sempurna. Selanjutnya, kami menuju
Jarak Cibom dari Pulau Tanjung Layar. Trekking
Peucang hanya kurang menaiki perbukitan dan
lebih setengah jam melalui bebatuan cadas kami tempuh
perjalanan laut. Setibanya selama satu jam. Tanjung
di Cibom, para petualang Layar semula merupakan
cilik menyiapkan barisan benteng pertahanan Belanda,
dan mulai berkemas, namun kemudian luluh
karena perjalanan yang lantak akibat letusan dahsyat
akan ditempuh sangat Gunung Krakatau pada tahun
panjang dan menantang. 1883 silam.
Penyeberangan basah,
tantangan tersendiri bagi
para petualang cilik.
OK TOBER 2017