Page 95 - ummi test
P. 95
Pengajar di STID DI Al
Hikmah Jakarta, penulis,
konsultan waris keluarga.
akal sehat di bawah sinaran kalian juga khawatir untuk sayang” di hati suami untuk
cahaya contoh yang telah tidak dapat berlaku adil seluruh istri tidaklah menjadi
ditunjukkan Nabi Muhammad (terhadap) para istri itu, maka tuntutan syariat yang memiliki
saw. cukuplah dengan menikahi konsekuensi dosa jika tidak
satu orang wanita saja atau dilakukan. Sebab, menjadi
Legalitas Poligami dalam dengan menambah budak tidak manusiawi jika suami
Islam wanita (untuk mengurus para dibebankan akan hal yang
Para ulama Islam telah yatim) karena (solusi itu) tidak dikuasainya. Begitu juga
sepakat, tak ada halangan menjadikan kalian tidak sesuatu di dalam hati yang
bagi seorang lelaki yang melanggar batas. tidak ditampakkan tidak akan
memiliki citra “adil” untuk Selanjutnya, para ulama melukai orang lain. Contoh,
menikahi wanita yang juga tidak berbeda pendapat
dipandang thayyibah (bukan tentang kata “adil” dalam
sekadar disenangi) untuk kali aturan poligami, sebagaimana
yang kedua, ketiga, dan firman Allah swt, “Dan kamu
keempat. Kesepakatan ini sekali-sekali tidak akan dapat Namun, bagaimana
bukanlah dorongan naluriah berlaku adil di antara istri- sikap masyarakat dengan
para ulama tersebut yang istri(mu), walaupun kamu poligami? Nyatanya, tak
mayoritas laki-laki, namun sangat ingin berbuat demikian, sedikit yang menentang
berlandaskan dua ayat Al- karena itu janganlah kamu praktik dan konsep
Qur’an, yaitu surat An-Nisa’ terlalu cenderung (kepada yang poligami dengan berbagai
ayat 3 dan 129. kamu cintai), sehingga kamu alasan. Padahal, ada
“Dan jika kamu takut tidak biarkan yang lain terkatung- hikmah yang bisa kita
akan dapat berlaku adil katung. Dan jika kamu meng- ambil dari penerapan
terhadap (hak-hak) perempuan ada kan perbaikan dan meme- poligami, yaitu agar Muslim
yang yatim (bilamana kamu lihara diri (dari kecurangan), memiliki keturunan yang
mengawininya), maka kawinilah maka sesungguhnya Allah Maha banyak dan menjadi
wanita-wanita (lain) yang kamu Pengampun lagi Maha Penya- mayoritas di dalam
senangi: dua, tiga, atau empat. yang,” (QS An-Nisa’ [4]: 129). masyarakat sehingga
Kemudian jika kamu takut tidak Adil yang dituntut oleh perpolitikan, ekonomi, dan
akan dapat berlaku adil, maka syariat pada suami untuk dakwah bisa dikendalikan
(kawinilah) seorang saja atau istrinya adalah adil secara dengan baik.
budak-budak yang kamu miliki. lahir (terlihat), yaitu bersikap
Yang demikian itu adalah lebih proporsional dalam memper-
dekat kepada tidak berbuat gauli istri-istrinya pada
aniaya,” (QS An-Nisa’ [4]: 3). seluruh aktivitas rumah tangga jika seseorang tidak suka
Makna ayat tersebut yang kasat mata, materi, dan terhadap perilaku orang lain
adalah jika kalian khawatir dalam hubungan intim. namun ia tak menampakkan
tidak dapat berlaku adil Syariat mendorong suami ketidaksukaannya, maka
terhadap para yatim itu, maka agar tidak terlihat terlalu orang lain itu tidak terlukai.
(sebagai solusi) menikahlah condong terhadap salah Dengan memahami ayat-
dengan wanita yang kalian seorang istrinya karena hal itu ayat tersebut, jelaslah bahwa
pandang thayyibah, boleh dua akan melukai perasaan istri legalitas poligami bukanlah
orang atau tiga orang atau lainnya. Sedangkan “tuntutan biologis” seorang
empat orang, namun jika “menyamaratakan kasih ulama atau seluruh ulama
seperti dituduhkan oleh
O K T O B E R 2017
Ummi-10 Kat-4, Hal 49-88_OK.indd 79 9/23/2017 12:58:18 AM