Page 99 - ummi test
P. 99
Sumur Pandeglang Banten manusia. Kami pun berupaya hutan bakau. Hewan liar
sudah lama menanti. Saya untuk tidak bising. pun terlihat jinak di sini.
tidak sendiri, karena terdapat “Ada jejak langkah badak, Tapi, jangan sekali-sekali
rombongan siswa dari sebuah perhatikan di tepi muara.” meletakkan perbekalan secara
sekolah alam di Depok yang Suara seorang pemandu sembarangan, karena hewan
menuju tempat yang sama mengejutkan saya. Menurut liar seperti kera dan babi
dengan saya. Perjalanan laut sang pemandu, di tempat hutan bisa membawa seluruh
pun dimulai sebelum mentari inilah habitat asli badak perbekalan Anda.
terbit di ufuk timur, bersama bercula satu memamah
para penjelajah cilik. biak, namun kini jumlah Cibom
mereka tinggal puluhan ekor Kami melanjutkan
Menuju Handeuleum saja. “Sangat sulit melihat perjalanan menuju Pulau
Dua jam sudah saya pergerakan badak-badak Peucang untuk bermalam
berada di atas perahu menuju ini lantaran penciumannya di sana. Setelah hampir
Pulau Handeuleum, pulau sangat tajam. Kalau mencium tiga jam mengarungi Selat
kecil di antara gugusan aroma manusia, dia cepat Sunda, tibalah kami di
kepulauan di Selat Sunda. menghindar,” kata pemandu. Pulau Peucang. Tinggal dan
Perjalanan laut yang cukup Dua jam lamanya kami bermalam di pulau Peucang
menantang. Pukul delapan berada di pedalaman Sungai sangat mengasyikkan dengan
pagi, perahu merapat di Cigenteur, hingga akhirnya latar belakang hutan dan
pesisir Handeuleum. Dari kami kembali ke atas perahu lautan yang menghampar
sana, perjalanan selanjutnya menuju Handeuleum. Pulau luas. Menuju penginapan
adalah menyusuri aliran kecil ini memiliki air laut yang berbentuk rumah
Sungai Cigenter dengan yang jernih, pasirnya putih, panggung, saya dan para
menggunakan kano. serta banyak ditumbuhi petualang cilik disambut
Ada keasyikan tersendiri
ketika saya mulai mengayuh
kano yang memiliki panjang
tiga meter dengan ketinggian
50 cm ini. Adrenalin melonjak
karena jarak air dan badan
saya cukup dekat, bahkan
hampir menyentuh aliran air
sungai. Jika bergerak sedikit
saja, kano akan bergoyang
dan terguling. Seperti saya,
para petualang cilik terlihat Selain hutan tropis, Ciramea
bersemangat. Mereka juga memiliki pantai dengan
mengayuh kano tanpa rasa karang dan ombak yang indah.
takut, sambil mengitari
pandangan ke seluruh penjuru Menyusuri Sungai
hutan dengan takjub. Cigenter dengan
kano.
Sebelum memasuki hutan
rawa, pemandu hutan TNUK
memperingatkan agar kami
tidak bersuara keras karena
akan mengundang perhatian
banyak primata. Buaya, kera,
ular, banteng, dan binatang
buas lainnya yang hidup di
hutan ini akan terganggu jika FOTO-FOTO: DOK. PRIBADI
mendengar suara gaduh dari
OK TOBER 2017