Page 55 - TEKPEM BIOTEKNOLOGI
P. 55
BAB III KESIMPULAN
Bioteknologi konvensional dan bioteknologi modern memiliki perbedaan
mendasar dalam teknik dan aplikasinya. Bioteknologi konvensional menggunakan
proses alami dan seleksi alam untuk menghasilkan produk yang diinginkan, seperti
fermentasi untuk produksi makanan dan minuman. Teknik-teknik yang digunakan
dalam bioteknologi konvensional termasuk pemuliaan selektif, fermentasi
tradisional, dan penggunaan mikroorganisme dalam produksi makanan. Sementara
itu, bioteknologi modern melibatkan manipulasi langsung DNA dan sel dengan
menggunakan teknologi canggih seperti rekayasa genetika, CRISPR, dan kultur
jaringan. Aplikasi bioteknologi modern lebih luas dan spesifik, termasuk
pembuatan organisme hasil rekayasa genetika (GMO), terapi gen, dan produksi
obat-obatan biologis.
Bioteknologi konvensional telah berkontribusi secara signifikan terhadap
produksi makanan dan minuman selama berabad-abad. Proses fermentasi yang
menggunakan mikroorganisme seperti ragi dan bakteri telah digunakan untuk
membuat produk seperti roti, keju, yogurt, bir, dan anggur. Teknik pemuliaan
tanaman dan hewan secara selektif juga telah meningkatkan kualitas dan kuantitas
hasil pertanian dan peternakan. Contohnya, pemuliaan selektif pada tanaman padi
dan gandum telah menghasilkan varietas yang lebih tahan terhadap penyakit dan
menghasilkan panen yang lebih melimpah, sementara teknik fermentasi telah
meningkatkan rasa dan daya tahan berbagai produk makanan dan minuman.
Bioteknologi modern telah membawa dampak besar dalam bidang
kedokteran, terutama dalam produksi insulin rekombinan dan vaksin. Insulin
rekombinan, yang diproduksi melalui teknik rekayasa genetika dengan
memasukkan gen pengkode insulin manusia ke dalam bakteri, telah memungkinkan
produksi insulin dalam jumlah besar dan kemurnian tinggi, memberikan solusi bagi
penderita diabetes di seluruh dunia. Selain itu, pengembangan vaksin modern,
seperti vaksin mRNA untuk COVID-19, menunjukkan bagaimana bioteknologi
48