Page 138 - Tafsir Ibnu Katsir Jilid 1 by Ibnu Katsir_Neat
P. 138
"Barangsiapa mempelajari suatu ilmu yang semestinya dicari untuk memperoleh
ridha Allah, kemudian ia tidak mempelajarinya kecuali untuk mendapatkan
kemewahan dunia, maka ia tidak akan mencium bau surga pada hari kiamat. "
(HR. Abu Dawud) .
Adapun mengajarkan ilmu dengan mengambil upah, jika hal itu me
rupakan suatu fardhu ain bagi dirinya, maka tidak dibolehkan mengambil
upah darinya, tetapi dibolehkan baginya menerima dari BaituJ Mal guna
memenuhi kebutuhan diri dan keluarganya. Tetapi jika ia tidak memperoleh
suatu apa pun dari pengajarannya dan hal itu menghalanginya dari mencari
penghasilan, maka berarti pengajaran tersebut tidak menjadi fardhu ain, dan
dengan demikian dibolehkan baginya mengambil upah darinya� D e mikian
menurut Imam Malik, Syafi'i, Ahmad, dan mayoritas ulama. S e bagaimana
diriwayatkan dalam Shahih al-Bukhari, dari Abu Sa'id, tentang kisah orang
yang tersengat kalajengking, Rasulullah $ bersabda:
"Sesungguhnya yang lebih berhak kalian ambil darinya u p ah adalah Kitabullah."
Demikian juga tentang kisah seorang wanita yang dilamar, Rasulullah $
bersabda:
"Aku nikahkan engkau kepadanya dengan mahar berupa surat yang engkau
hafal dari al-Qur' an. "
Sedangkan hadits Ubadah bin ash-Shamit, yang mengisahkan bahwa ia
pernah mengajarkan kepada salah seorang dari ahli Shuffah sesuatu dari al
Qur'an, lalu orang itu memberinya hadiah b e rupa busur panah. Kemudian
ia menanyakan hal itu kepada Rasulullah $, maka beliau pun bersabda:
·
( . . ) � . _JAJ tJ_rw W � W.
ili� 11 · �
� --�.u · f -- ·-· r · , )
, , ,. ,.
"J ika engkau suka dikalungi dengan busur dari a pi neraka, maka terimalah
busur tersebut." (HR. Abu Dawud). Maka akhirnya ia menolak pemberian
busur itu.
Hal serupa juga diriwayatkan dari Ubay bin Ka'ab secara marfu'. Jika
sanad hadits ini shahih, menurut kebanyakan para ulama, di antaranya Abu
Umar bin Abdul Barr, dapat dipahami bahwa yang dimaksud ilmu di sini
adalah ilmu yang diajarkan oleh Allah, sehingga tidak diperbolehkan baginya
untuk menukar pahala mengajarkannya dengan busur panah. Namun, jika
sejak semula ia mengajarkan ilmu dengan mengambil upah, maka hal itu di
benarkan, sebagaimana yang telah diterangkan dalam kedua hadits terakhir
di atas. W a llahu a 'lam.
1 1 8 Tafsir lbnu Katsi