Page 298 - Tafsir Ibnu Katsir Jilid 1 by Ibnu Katsir_Neat
P. 298

...  �
                        ...    ...   ...    "      ...   ...  ...  . 1  ...   J ...   ...   A. '�  pa yang
                                                                     I.$�
                                                                          ·  . 0-:  J
                               J  �
                      .t.  - � "   �  l . e. Cl  J �  J..   �  . ..   �  -:'tl � I  t�.t  �  �  0  � .   G  .,
                      "<
                                            1 1  ;!.llU  �I  .J  ...........- .  y
                                                                                           I
                      kamu sembah sepeninggalku? Mereka menjawab: 'K a mi akan menyembah  lah -mu
                                                                      I
                                                                           .
                      dan Ilah nenek moyangmu, Ibrahim, I s mail, dan  s hak " ' Hal ini termasuk bah
                      taghlib {penyamarataan), karena sebenamya Ismail adalah paman Y a' qub.
                              An-Nahhas mengatakan: 11Masyarakat Arab biasa menyebut paman de­
                      ngan sebutan ayah. II Seperti yang dinukil oleh al-Qurthubi.
                              Ayat ini juga dijadikan dalil orang-orang yang menjadikan kedudukan
                       kakek sebagaimana kedudukan ayah sehingga keberadaannya menghalangi
                       (menutupi) saudara-saudara dalam memperoleh harta warisan. Sebagaimana
                       hal  ini merupakan pendapat Abu Bakar ash-Shiddiq, yang diriwayatkan oleh
                       Imam Bukhari, dari jalan Ibnu Abbas dan Ibnu Zubair. Kemudian Bukhari
                       mengatakan, "Dan tidak ada yang menyelisihi pendapat itu. Dan itu pula yang
                       menjadi pendapat Aisyah, Ummul mukminin."
                              Hal itu juga dikemukakan oleh Hasan al-Bashri, Thawus, dan Atha' juga
                       merupakan pendapat Abu Hanifah serta beberapa ulama salaf dan khalaf. Sedang­
                       kan Malik, Syafi'i dan Ahmad mengatakan, bahwa bapak berbagi dengan para
                       saudara dalam warisan. Pendapat ini diriwayatkan pula dari Umar bin Khaththab,
                       Ustman bin Affan, Ali bin Abi Thalib, Ibnu Mas'ud, Zaid bin Tsabit, dan se­
                       kelompok ulama salaf dan khalaf, sert:a menjadi pilihan dua sahabat Abu Hanifah,
                       yaitu al-Qadhi Abu Y usuf dan Muhammad bin Hasan. Dan untuk penetapan
                       masalah ini perlu ada pembahasan khusus.
                              Firman Allah £, � 1�1� i.J1 1  "(Yaitu) I l ah yang Mahaesa. " A rtinya,
                       kami mengesakan dalam penghambaan kepada-Nya dan tidak menyekutukan­
                       Nya dengan sesuatu apapun. � 0 � j �� 1 ''Dan hanya kepadaNya-lah kami
                       berserah diri. "�Maksug?ya, � k�mi b�nar:�� p. ar }aat dan tund�, � �ebagaimana
                                                                                    tL' �J 1 ''Padahal
                       firman-Nya: � 0;.;..:; �1J �� J G:,J: -fJ"iiJ u�JL:.:1 J.  ;.
                       kepada-Nya segala a p a y a ng ada di langit dan ai bumi berserah diri, baik dengan
                                                                                          "
                       suka maupun terpaksa. Dan hanya kepada Allah mer e ka   dikembalikan.  ( QS. Ali
                       Imraan: 83).
                              Islam adalah agama seluruh nabi, meskipun syari'at mereka berbeda dan
                       manhaj mereka pun berlainan. Firman Allah Ta'ala:
                                          �"f
                       �  0J�ij cl '11 �f! '1  �ll � }�1 J;.� 0-: � 0-: ILJ�� 1  "D  an Kami tidak me­
                       ngutus seorarig iasul pun sebe lu m   kamu melainkan K a mi wahyukan kepadanya,
                       bahwasanya tidak ada sesembahan yang sebenarnya melainkan Aku, maka ber­
                       ibadahlah kepada-Ku. " (QS. Al-Anbiyaa' : 25).

                               Cukup banyak ayat-ayat al-Qur'an dan juga hadits-hadits Rasulullah �
                       yang membahas masalah ini, di antaranya sabda beliau:

                                                                ...

                                                                                 /

                                                                                       0
                                                                                      ;'
                                                                             _,
                                                                         �
                                                                               0
                                                                              /
                                                          ( . �  I J �� �� ��Ji �y'il �:. : � �    )
                        11Kami para nabi adalah anak-anak yang berlainan ibu, sedang agama kami ada­
                       lah satu. II (HR. Al-Bukhari, Muslim dan Abu Dawud.).



                   IKatir Juz  1                                                                              279
   293   294   295   296   297   298   299   300   301   302   303