Page 34 - Gizi dan Kesehatan Remaja_2019_rev4
P. 34

Gizi dan Kesehatan Remaja






               Persepsi  seseorang  mengenai  tubuhnya  banyak  dipengaruhi  oleh  kepercayaan  dan  evaluasi  diri
               seseorang. Selain itu keadaan sosial ekonomi, keterpaparan terhadap media, budaya, serta standar
               masyarakat  mengenai  penampilan  yang  baik  juga  mempengaruhi  body  image.  Pengaruh  teman
               sebaya pada remaja menjadi dorongan yang kuat untuk bertindak atas body image yang terbentuk
               dari lingkungannya. Oleh karena itu penting untuk mengarahkan para remaja kepada perilaku hidup
               sehat, jika perlu, diet yang aman dan usaha meningkatkan aktivitas fisik dibandingkan dengan cara
               yang instan tetapi berdampak negatif pada kesehatan.

               2.2 Obesitas

               Masalah terkait dengan kelebihan berat badan sebagai akibat dari penimbunan lemak tubuh yang
               berlebihan, kerap disebut sebagai 1) obesitas atau kegemukan, dan 2) overweight atau kelebihan
               berat badan.  Obesitas bukan lagi dikategorikan sebagai gejala, namun sebagai suatu penyakit. Kini
               jumlah anak sekolah remaja yang mengalami obesitas telah meningkat secara signifikan dari tahun
               ke tahun, termasuk di Indonesia.



                                                Faktor Risiko Obesitas



                 Obesitas merupakan masalah multifaktorial yang disebabkan oleh berbagai hal.  Selain  faktor

                 genetik, faktor lingkungan memiliki kontribusi yang paling besar.

                   Pola  makan  yang  cenderung  kurang  mengonsumsi  sayur  dan  buah-buahan,  banyak
                  mengonsumsi  makanan  yang  digoreng,  minuman  manis,  dan  makanan  cepat  saji  yang

                  mengandung produk olahan seringkali dijumpai pada remaja saat ini.   Lingkungan di sekitar
                  kita yang menyediakan berbagai jenis makanan, saat ini dikenal bersifat “obesogenic” di mana
                 semua makanan yang berisiko berkontribusi pada obesitas nyatanya ada di mana-mana dan
                 dijual  dengan  harga  terjangkau.  Lingkungan  yang  obesogenik  dinilai  membuat  pilihan  gaya
                  hidup sehat dengan mengonsumsi makanan bergizi menjadi sangat sulit, karena banyaknya
                  godaan di sekitar kita.

                   Terlebih  lagi  dengan  berkembangnya  teknologi  komunikasi,  aktivitas  fisik  menjadi  sangat

                  berkurang.  Pada umumnya remaja dan juga keluarganya dikategorikan memiliki gaya hidup

                  sedentari,  lebih  banyak  menghabiskan  waktu  untuk  beraktivitas  dengan  gawai  daripada

                  bergerak.  Jika  di  keluarga  dan  di  sekolah  terbiasa  kurang  beraktivitas  fisik,  maka  dapat

                  dipastikan para remaja menjadi generasi mager (malas bergerak).












               SEAMEO RECFON Kemendikbud RI                 23
   29   30   31   32   33   34   35   36   37   38   39