Page 5 - DEFINISI OBESITAS
P. 5
b. Distribusi lemak
Pengukuran distribusi lemak di subkutan dan kompartemen visceral penting karena
lemak visceral dapat memprediksi perkembangan risiko kesehatan akibat tingginya total
lemak tubuh. Distribusi lemak tubuh dapat diestimasikan oleh beberapa teknik, seperti waist-
hip ratio, yaitu rasio lingkar pinggang dibagi dengan lingkar pinggul. Waist-hip ratio (WHR)
pertama kali dikenal pada tahun 1980 yang dapat mengetahui hubungan lokasi lemak sentral
yang berisiko terhadap perkembangan penyakit jantung, diabetes, dan masalah kronik lainnya
yang berkaitan dengan obesitas. Hingga sekarang metode WHR masih diterima secara luas.
Pengukuran lipatan kulit subkapularis juga dapat memprediksi lemak sentral dalam penelitian
epidemiologi. Diameter sagital, dapat mengukur jarak antara permukaan kulit perut dan meja
saat subjek telentang, juga telah digunakan sebagai indeks lemak sentral. Salah satu metode
yang terpercaya untuk memprediksi lemak visceral adalah dengan metode Komputasi
Tomografi (CT) atau Magnetic Resonance Imaging (MRI). Penggunaan lingkar pinggang
sudah cukup baik daripada metode WHR atau diameter sagittal dalam memprediksi lemak
visceral. Untuk tujuan praktik, lingkar pinggang sendiri dan atau metode WHR digunakan
sebagai salah satu kriteria untuk mengevaluasi kontribusi distribusi lemak sehingga dapat
mengetahui risiko kesehatan akibat obesitas. Distribusi lemak dalam tubuh dapat dilihat
terjadinya lipoma atau lipodistropi.
1) Lipoma
Lokalisasi akumulasi lemak termasuk lipoma tunggal, multiple lipoma, liposarkoma.
Lipoma ukurannya bervariasi antara 1 cm hingga lebih dari 15 cm. Lipoma dapat terbentuk di
beberapa area di tubuh dan direpresentasikan sebagai akumulasi lemak yang terenkapsulasi.
Multiple lipomatosis adalah penyakit warisan sebagai penyakit dominan autosomal. Sindrom
Von Recklinghausen's, sindrom Maffucci's, dan Madelung's deformity adalah sindrom
lipomatous.