Page 27 - kalah oleh si cerdik
        P. 27
     “Padiku tinggal sedikit.”
                        “Tolonglah.”
                        “Ya, ... boleh. Namun, ada syaratnya,”
                        “Apa syaratnya?”
                        “Bawa  satu  anakmu  ke  sini.  Aku  perlu
                 untuk menemani anak-anakku dan  merapikan
                 rumahku selagi aku pergi.”
                        “Anakku sakit semua.”
                        “Kalian perlu padi atau tidak?”
                        “Ya, sangat perlu, tetapi ....”
                        “Terserah.”
                        Tekukur  kembali  ke  sarangnya.  Suami
                 istri Tekukur itu berunding, dengan berat hati
                 mereka  memilih  anaknya  yang  sulung  untuk
                 dijadikan teman anak-anak Betet.
                        Pada  saat  Tekukur  menerima  lima  untai
                 padi, air mata mereka mengucur deras. Mereka
                 sebenarnya  tidak  tega  anaknya  menjadi
                                            17
     	
