Page 366 - a man called ove
P. 366
Fredrik Backman
lampu di ruang duduk dan pergi ke lantai atas. Si kucing
membuntutinya dengan waspada, seakan merasa bahwa Ove
hendak melakukan sesuatu yang belum diketahui olehnya.
Si kucing duduk di lantai kamar, sementara Ove berganti
pakaian dan tampak seakan sedang berupaya memecahkan
sebuah tipuan sulap.
Ove pergi tidur dan berbaring diam, sementara si kucing
di sisi ranjang yang biasanya ditempati Sonja, perlu waktu lebih
dari satu jam untuk terlelap. Jelas Ove tidak bersusah payah
seperti itu karena merasakan adanya semacam kewajiban
terhadap si kucing; dia hanya tidak punya energi untuk
bertengkar. Dia tidak bisa diharapkan untuk menjelaskan
konsep hidup dan mati kepada hewan yang bahkan tidak
bisa mengurus bulunya sendiri itu.
Ketika si kucing akhirnya berguling menelentang di
bantal Sonja dan mulai mendengkur dengan mulut terbuka,
Ove menyelinap turun dari ranjang sepelan mungkin.
Berjalan ke ruang duduk, mengambil senapan dari tempat
persembunyiannya di balik radiator. Dia mengeluarkan empat
kain terpal tebal yang telah diambilnya dari gudang perkakas
dan disembunyikannya di lemari sapu agar si kucing tidak
memperhatikan. Dia mulai menempelkan keempat kain
terpal itu dengan pita perekat ke dinding-dinding lorong.
Ove, setelah pertimbangan tertentu, memutuskan bahwa
ini mungkin ruangan terbaik untuk melakukan perbuatan
itu, karena punya area permukaan terkecil. Dia berasumsi
akan ada banyak cipratan darah ketika seseorang menembak
kepalanya sendiri, dan dia benci meninggalkan lebih banyak
361