Page 25 - Buku Pengelolaan Zakat
P. 25

evaluasi terhadap lembaga zakat yang berada di bawah
            koordinasinya.  BAZNAS  juga  berhak  untuk  mencabut
            izin dari lembaga zakat yang tidak memenuhi ketentuan-
            ketentuan yang telah ditetapkan.
                  Penerapan  asas  akuntabilitas  dalam  pengelolaan
            zakat  juga  sejalan  dengan  tujuan  pembangunan
            berkelanjutan yang  ditetapkan oleh PBB, di mana salah
            satu tujuannya adalah memastikan bahwa semua bentuk
            kegiatan  pembangunan  dilakukan  secara  transparan,
            akuntabel, dan berkeadilan. Oleh karena itu, penerapan
            asas akuntabilitas dalam pengelolaan zakat tidak hanya
            penting untuk memastikan efektivitas penggunaan dana
            zakat, tetapi juga untuk mencapai tujuan pembangunan
            berkelanjutan secara lebih luas.
                  Dalam  hal  ini,  pihak  yang  berwenang  seperti
            Kementerian  Agama,  BAZNAS,  dan  masyarakat  juga
            memiliki  peran  penting  dalam  memastikan  bahwa
            lembaga zakat menjalankan tugasnya dengan mematuhi
            asas  akuntabilitas.  Keterlibatan  masyarakat  dalam
            pengawasan pengelolaan zakat juga dapat meningkatkan
            akuntabilitas  dan  transparansi  dalam  pengelolaan  dana
            zakat.
                  Dalam  rangka  mewujudkan  penerapan  asas
            akuntabilitas  dalam  pengelolaan  zakat,  lembaga  zakat
            juga  dapat  menggunakan  standar  akuntansi  yang  telah
            ditetapkan,  seperti  standar  akuntansi  zakat  yang
            dikeluarkan oleh Dewan Syariah Nasional (DSN) Majelis
            Ulama  Indonesia  (MUI).  Standar  akuntansi  ini  dapat
            menjadi pedoman bagi lembaga zakat dalam menyusun
            laporan keuangan yang akurat dan terpercaya.



                                          16
   20   21   22   23   24   25   26   27   28   29   30