Page 95 - Aku dan Ana
P. 95
"Iya sih, damai banget. Tapi kamu belum
jawab pertanyaanku, jangan Cuma
mengangguk. Lain kali kita ke sini lagi boleh?"
tanya Ana sekali lagi.
Dengan mata tertutup lagi-lagi aku
mengangguk, memberi isyarat kepada Ana
bahwa aku setuju. Namun, karena dia tidak
puas hati dengan jawabanku, dia pun
menampar wajahku dengan pelan.
“Jawablaaah! Jangan Cuma mengangguk,
kesal banget lah sama kamu.”
Pada saat aku ditampar, ketenanganpun
seketika buyar, aku membuka mataku dan
menoleh ke Ana dan menatapnya sejenak.
Melihat wajah Ana yang ternyata dari tadi
menatapku spontan membuatku tersenyum.
"Why?" tanya Ana menatapku dengan mata
yang menunjukan rasa penasaran.
“Nggak!”
90
Aku dan Ana | Nur Wahid