Page 9 - MODUL PERKOPERASIAN_ERNITA DESTIANINGRUM
P. 9
Ada banyak kisah perkembangan koperasi di negara-negara lain yang
memiliki cerita yang hampir sama. Sebut saja perkembangan koperasi di Prancis,
Jerman, Denmark, Swedia, Amerika Serikat, Jepang, dan Korea.
Saat ini, koperasi semakin berkembang di negara-negara lain dengan tujuan
untuk memberikan kesejahteraan pada anggotanya. Hal ini terbukti dengan
banyaknya permasalahan ekonomi yang dapat diatasi dengan adanya koperasi
Pada jaman penjajahan, banyak sekali rakyat Indonesia yang merasakan
penderitaan. Mulai dari monopoli penjajah dan pemimpin lokal yang bersekutu
dengan mereka, tingginya bunga yang mencekik leher oleh para rentenir, hingga
kerja paksa.
Pada tahun 1896, R. Aria Wiriaatmadja, yang saat itu menjadi patih
Purwokerto, tergerak untuk mendirikan koperasi kredit. Koperasi tersebut bertujuan
untuk membantu rakyat yang terlilit hutang dengan cara memberikan kredit.
Kemudian, pada tahun 1911, Serikat Dagang Islam (SDI) yang dipimpin oleh
H.Samanhudi dan H.O.S Cokroaminoto menyebarkan impian-impian berdirinya
toko koperasi yang menyerupai warung serba ada (waserda) KUD. Fasilitas tersebut
digaungkan oleh SDI untuk mengimbangi pemerintah kolonial Belanda yang
memberikan kemudahan kepada pedagang asing.
Namun demikian, koperasi-koperasi yang pernah diperjuangkan tersebut
mengalami kegagalan karena banyak kendala. Baik yang diperjuangkan oleh Budi
Utomo, Serikat Dagang Islam (SDI), dan Partai Nasionalis Indonesia (PNI).
Koperasi di Indonesia mengalami kestabilan setelah Indonesia merdeka dan
memiliki UUD 1945.
Dr. (h.c.) Drs. Mohammad Hatta memberikan perhatian dan dukungan akan
adanya koperasi. Berbagai upaya dilakukan untuk memberikan edukasi agar rakyat
Indonesia memiliki kesadaran yang tinggi terhadap pentingnya koperasi. Atas jasa
beliau dalam memperjuangkan koperasi, beliau dijuluki sebagai Bapak Koperasi
Indonesia.
Modul Ekonomi
3