Page 5 - 54-108-1-SM
P. 5

Prosiding Seminar Nasional Lingkungan Lahan Basah                         p-ISSN  2623-1611
               Volume 3   Nomor 1   Halaman 242-248   April 2018                         e-ISSN  2623-1980

               kualitas  air  gambut  sebelum-sesudah  pengolahan   tertentu  kadar  besi  bisa  mencapai  ±  25  mg/L
               untuk parameter pH, warna dan besi diperiksa.    dengan  ciri  berwarna  merah  pekat  seperti  terlihat
                    Pengolahan air gambut menggunakan sistem   pada  gambar.  Hasil  pengolahan  air  gambut
               kontinyu  debit  0,5  L/detik  dengan  dosis  koagulan   menggunakan sistem batch sebagai berikut:
               kapur  35  mg/L  dan  tawas  10  mg/L,  waktu  kontak     Sebelum  digunakan,  air  gambut  ditampung  di
               total 21 menit 10 detik, kualitas air gambut pH 3,16   dalam  wadah  kemudian  ditambahkan  kapur
               menjadi  7,59;  warna  59  PtCo  menjadi  27,7  PtCo;   dengan dosis 50 mg/L dan diendapkan minimal
               besi 3,35 mg/L menjadi 1,82 mg/L (Tabel 5, Gambar   30  menit.  Sebagai  ilustrasi,  satu  drum  air
               1).  Kualitas  pH  sesudah  pengolahan  7,59     berkapasitas  200  liter  membutuhkan  10  gram
               (memenuhi  persyaratan  air  minum  6,5-  8,5).   kapur (satu sendok makan).
               Kualitas  warna  sesudah  pengolahan  27,7  PtCo     Selanjutnya air gambut diolah pada 2 buah drum
               (memenuhi persyaratan kualitas air bersih 50 PtCo).   kapasitas 200 L x 2 buah = 400 L x 50 mg/L =
               Kualitas  besi  sesudah  pengolahan  1,82  mg/L   20.000 mg = 20 gram (sekitar 2 sendok makan)
               (belum memenuhi persyaratan kualitas air bersih 1   dengan  cara  pengadukan  cepat    selama  1
               mg/L).                                           menit,  didiamkan  30  menit,  kemudian  dialirkan
                                                                melalui  saringan  dengan  waktu kontak  1  menit
                                                                (total  waktu  kontak  32  menit)  menuju
                                                                penampung air.





               Keterangan:
               SP1 & SP2= Kualitas air baku sebelum pengolahan
               O1 O2 O3 = Kontrol pengolahan tanpa bahan koagulan
               K1 T1 123 = Variasi Dosis (Kapur 35 mg/L + Tawas 5 mg/L)     Berdasarkan  data  pemeriksaan  diketahui  pH
               K2 T2 123 = Variasi Dosis (Kapur 35 mg/L + Tawas 10 mg/L)   awal 2,71 menjadi pH 7,00 dan kadar besi awal
               K3 T3 123 = Variasi Dosis (Kapur 35 mg/L + Tawas 15 mg/L)    5,4  mg/L  menjadi  0,1  mg/L.  Jika  dibandingkan
               K4T4  123 = Variasi Dosis (Kapur 35 mg/L + Tawas 20 mg/L)   dengan persyaratan kualitas air bersih (pH 6,5-

                                                                9,0 dan besi 1 mg/L) maupun air minum (pH 6,5-
                                                                8,5 dan besi  0,3 mg/L) dapat digunakan untuk

                                                                keperluan sehari-hari.
                                                               pH air gambut yang selalu berubah-rubah dalam
                                                                kurun waktu sehari semalam, maka untuk setiap

                                                                kali pengolahan air gambut harus selalu mencek
                                                                pH  air  baku  dengan  menggunakan  kertas  pH

                                                                atau pH meter.
                                                             yang  Puteri (2011) menyebutkan bahwa ukuran flok
                                                                                   mempercepat
                                                                    besar
                                                                                                 proses
                                                                            akan

                                                             pengendapan,   sehingga   flok   lebih   mudah
                                                             dipisahkan.  Penggunaan  tawas  sebagai  koagulan
                                                             dapat terjadi dan bekerja dengan baik pada pH 6,5-

                                                             7.  Reynold  dan  Richards  (1996)  menyebutkan
                                                             gradien  kecepatan  merupakan  fungsi  dari  ukuran
               3. 4  Pengolahan Sistem Batch                 batu  atau  kerikil,  debit  aliran,  luas  penampang
                                                             flocculator dan headloss. Sementara menurut Hadi
               Mengingat  besarnya  harapan  masyarakat  untuk   (2012),  sifat  khas  gravel  bed  flocculator  mampu
               mengatasi permasalahan air asam pada air gambut   mengendapkan flok di antara batuan, waktu kontak
               di  Desa  Sawahan,  penelitian  dilanjutkan  dengan   relatif  singkat  antara  3-5  menit  dan  dapat  dipakai
               pengolahan air gambut menggunakan sistem batch.    untuk direct filtration (tanpa pengendap II).
                    Pengamatan mulai pagi hingga tengah malam    Ketika air gambut diolah menggunakan sistem
               pada  air  baku  diperoleh  kisaran  pH  2,61  s/d  3,90   kontinyu menggunakan dosis optimum dari hasil uji
               (pH  <  3,5  termasuk  kategori  ekstrim  asam)  dan   jartest  di  laboratorium  diperoleh  hasil yang  kurang
               kadar  besi    1,29  s/d  5,41  mg/L.  Pada  kondisi   maksimal  mengingat  kondisi  pH  air  baku  sangat


                          ©   Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Lambung Mangkurat
                                                          246
   1   2   3   4   5   6   7