Page 8 - Bahan Ajar Kimia Maya
P. 8
Obat – Obat Batuk
1. Fisiologi batuk
Batuk dapatterjadi karena adanya rangsangan pada selaput lendir pernapasan yang terletak di beberapa bagian
dari tenggorokan dan cabang-cabangnya.
Reflek tadi berfungsi mengeluarkan dan membersihkan saluran pernapasan dari zat- zat perangsang itu,
sehingga merupakan suatu mekanisme perlindungan tubuh.
2. Sebab – sebab batuk
Reflek batuk dapat ditimbulkan oleh karena radang (infeksi saluran pernapasan, alergi), sebab- sebab mekanis
(debu), perubahan suhu yang mendadak dan rangsangan kimia (gas, bau-bauan).
Batuk (penyakit) terutamadisebabkan oleh infeksi virus, misal virus influenza dan bakteri.
Batukdapat pula merupakangejala yang lazim pada penyakittifus, radangparu- paru, tumor saluranpernapasan,
dekompensasijantung, asamataudapat pula merupakankebiasaan.
3. Pengobatan
Pengobatan batuk pertama – tama hendaknya ditunjukan pada mencari dan mengobati penyebabnya.
Selanjutnya dilakukan pengobatan simptomatiknya, yang harus dibedakan dahulu antara batuk produktif dengan
batuk yang non produktif.
Batuk produktif merupakan suatu mekanisme perlindungan dengan fungsi mengeluarkan zat asing (kuman, debu
dan lainnya) dan dahak dari tenggorokan. Maka pada dasarnya jenis batuk ini tidak boleh ditekan.
Terhadap batuk demikian, digunakan obat golongan ekspektoransia yang berguna untuk mencairkan dahak
yang kental dan mempermudah pengeluarannya dari saluran nafas.
Sebaliknya batuk yang tidak produktif, adalah batuk yang tidak berguna sehinggga harus ditekan.
Untuk menekan batuk jenis ini digunakan obat golongan pereda batuk, yang berkhasiat menekan rangsangan batuk yang
bekerja sentral ataupun perifer.
Untuk batuk yang disebabkan alergi, digunakan yang dikombinasi dengan ekspektoransia. Misalnya sirup
Chlorphemin, mengandung antihistaminika Promethazine dan Diphenhidramin.
Kadang –kadang diperlukan ekspektoransia dan pereda batuk dalam suatu kombinasi, untuk maksud mengurangi
frekuensi batuk, dan tiap kali batuk cukup dapat dikeluarkan dahak yang kotor
4. Penggolongan obat batuk
Obat batuk dapat dibagi dalam dua golongan besar :
(a) Zat – zat yang bekerja sentral
· Zat ini menekan rangsangan batuk di pusat batuk yang terletak di sumsum lanjutan (medula) dan mungkin juga
bekerja di otakdengan efek menenangkan. Zat ini terbagi atas :
Zat – zat adiktif, yaitu Pulvis Opii, Pulvis Doveri dan Codein. Karena dapat menimbulkan ketagihan,
penggunaannya harus hati – hati.
Zat – zat non adiktif, yaitu Noskapin, Dekstrometorfan, Pentoksiverin, Prometazin dan
Diphenhidramin.
(b) Zat – zat yang bekerja perifer
Obat ini bekerja di luar SSP, dan dapat dibagi atas beberapa kelompok, yaitu:
Emolliensia
Zat ini memperlunak rangsanga nbatuk, memperlicin tenggorokan sehingga tidak kering dan melunakkan selaput lendir
yang teriritasi. Contohnya Syrup Thymi, zat – zat lendir (seperti infus carrageen), akarmanis.
Ekspetoransia
Zat ini memperbanyak produksi dahak (yang encer) dan mengurangi kekentalannya sehingga mempermudah
pengeluarannya dengan batuk. Termasuk kedalamnya adalah Kalium Iodida, Amonium klorida, Kreosot, Guaiakol, Ipeka
dan minyak – minyak atsiri.
Mukolitika.
Zat ini bekerja mengurangi viskositas dahak (mengencerkan dahak) dan mengeluarkannya. Zat ini efektif
digunakan untuk batuk dengan dahak yang kental.Contohnya Asetilkarbosistein, Bromheksin, Mesna, Ambroksol.
Zat – zat pereda
Zat ini meredakan batuk dengan cara menghambat reseptor sensibel di saluran napas.
Contohnyaoksolamin dan Tipepidin.
Infeksi Saluran Pernafasan/ 8
Farmakologi/ Maya_