Page 86 - e-modul Akuntansi Keuangan 1_Neat
P. 86
e-modul Akuntansi Keuangan I – Politeknik Negeri Bali
ada komitmen dari pihak ketiga untuk membeli aset tak berwujud tersebut
pada akhir masa manfaatnya atau terdapat pasar aktif aset tersebut dan
nilai sisa dapat ditentukan dengan mengacu ke pasar aktif tersebut dan
kemungkinan besar pasar tersebut masih tetap ada pada akhir masa
manfaat aset. Nilai sisa dan juga masa amortisasi, harus ditelaah tiap akhir
periode. Apabila terdapat revisi, maka harus diperlakukan secara prospektif
(yaitu mengubah nilai amortisasi nilai sekarang dan periode mendatang).
3. HAK PATEN, HAK CIPTA, FRANCHISE DAN LISENSI, NAMA DAGANG DAN
MEREK DAGANG
1) Hak paten
Hak paten (patent) merupakan hak ekslusif atas hasil karya atau
penemuan tertentu. Misalnya PT ABC yang merupakan perusahaan
industri mobil mempatenkan teknologi injeksi, maka perusahaan manapun
yang hendak menggunakan teknologi injeksi tersebut harus membayar
loyalti kepada PT ABC. Sebagai contoh, PT ABC membeli hak paten milik
PT Politon senilai Rp700 juta. Jurnalnya adalah sebagai berikut:
Paten Rp 700.000.000
Kas Rp 700.000.000
2) Hak cipta
Hak cipta (copyright) hampir mirip seperti hak patent. Perbedaannya
terletak dari segi ruang lingkupnya. Jika hak patent ruang lingkupnya
berkaitan dengan teknologi dan pengembangan suatu produk, maka hak
cipta berkaitan dengan karya atau ciptaan yang berupa gagasan, ide, karya
tulis, seni, sastra, dan ilmu pengetahuan. Hak cipta diterbitkan oleh
pemerintah dan diperpanjang sampai 50 tahun. Seperti misalnya seorang
dosen menulis buku dan telah mendaftarkannya sebagai hak cipta, maka
penerbit yang akan menjual buku tersebut harus membayar royalti kepada
dosen tersebut. Demikian juga dengan perusahaan, tidak sedikit
diantarannya yang memiliki hak cipta. Sebagai ilustrasi, Walt Disney
mendaftarkan hak paten untuk tokoh Mickey Mouse dengan biaya
perolehan senilai Rp 5 miliar, maka jurnalnya adalah:
Hak cipta Rp 5.000.000.000
82