Page 162 - Legenda dari Papua Barat Daya
P. 162

gesit, seolah mengajak bermain, kupu-kupu itu

            pun terbang semakin jauh. Hingga sampailah

            putri itu di perkebunan tebu, yang letaknya

            tak jauh dari pinggiran hutan Malaumu.


                    Tiba-tiba hujan turun dengan lebat. Putri

            berparas cantik dan bertubuh semampai itu

            pun berhenti mengejar kupu-kupu yang telah

            terbang entah ke mana. Ia mencari tempat

            berteduh,  tetapi  sejauh  mata  memandang

            hanya  ada  hamparan  tebu  di  tempat  itu.

            Tak  ada  pilihan  lain,  putri  cantik  itu  pun

            melangkah menembus kebun tebu.



                    Setelah  berjalan  cukup  jauh,  tibalah

            putri langit itu di sebuah rumah kayu yang

            berada di tengah kebun tebu. Pemilik rumah

            kayu itu seorang perempuan tua yang hidup

            bersama putranya yang bernama Mubalin.




                                         154                                                                                155
   157   158   159   160   161   162   163   164   165   166   167